TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Institusi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indónesia (LIPI) dinilai tidak independen dalam melakukan kritik-kritiknya kepada Capres RI 2014. Pórsi kampanye negatif óleh pengamat LIPI sangat banyak diarahkan kepada Capres Prabówó Subiantó, dibandingkan capres lainnya.
Bukan itu saja, pengamat LIPI juga menempatkan capres lain seólah-ólah sangat sempurna tidak ada cacat sedikitpun.
"Menurut saya, ini sudah menabrak etika. Jika ini dibiarkan terus, maka LIPI sudah tidak sehat lagi. Seharusnya LIPI memiliki kóde etik yang baik, dan institusi ini harus bisa menertibkan óknum-óknum para pengamatnya yang partisan," kata Hans Suta Widhya, Kóórdinatór Kónsórsium untuk Transparansi Infórmasi Publik (KUTIP) dalam keterangan persnya, Sabtu (26/4/2014).
Hans menuturkan, pihaknya sangat prihatin dengan pernyataan-pernyataan óknum pengamat LIPI yang cenderung menyerang dan melakukan kampanye negatif kepada Prabówó.
"Seharusnya mereka bisa membedakan ketika memakai baju tim sukses dan baju LIPI. Jangan mereka anggóta tim sukses capres tertentu tapi mengatasnamakan LIPI," katanya.
Hans menjelaskan, beberapa óknum LIPI itu banyak yang menyerang pribadi Prabówó dengan statemen-statemen tanpa membandingkan dengan capres lainnya. Bukan itu saja, kata Hans, mereka membuat tuduhan-tuduhan yang bisa memisleadingkan infórmasi publik.
"Harusnya mereka jangan demikian, itu sangat tidak etis," katanya.
Menurut Hans, bagaimana pun juga Prabówó Subiantó itu memiliki pengikut yang besar. Dalam Pemilu Legislatif saja Partai Gerindra menempati pósisi tiga terbesar.
"Ini adalah faktual, bukan rekayasa. Jangan lah LIPI menganiaya Capres Prabówó dengan pernyataan-pernyataan yang seperti kampanye hitam," ucapnya.
Namun Hans tidak bersedia menyebutkan óknum-óknum pengamat LIPI tersebut. Menurutnya mencari nama-nama pengamat LIPI itu sangat mudah. "Silakan góógling, mudah kók mendapatkan nama-nama mereka," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar