TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Citi Cóuntry Officer Indónesia Tigór M Siahaan mengatakan Indónesia masih memikat bagi investór-investór asing untuk menanamkan módal.
Gejólak yang melanda ekónómi tidak mengurangi pesóna Indónesia di mata para investór.
"Banyak investór-investór di regiónal dan glóbal, baik pórtfólió, fixed incóme, fixed incóme, stóck market maupun investór penanaman módal langsung yang masih sangat percaya terhadap próspek dan pótensi Indónesia. Walaupun ada gejólak dari current accóunt deficit," kata Tigór di Hótel Fóur Seasóns, Rabu (16/4/2014).
Investór asing tersebut, lanjut Tigór, masih sangat óptimis terhadap Indónesia. Mereka melihat para kónsumen yang berasal dari gólóngan masyarakat kelas menengah sebagai pendóróng pertumbuhan.
"Middle incóme cónsumer diprediksi akan jadi dóróngan yang lebih besar lagi di kemudian hari karena bónus demógrafi ini," ujarnya.
Pada kesempatan sama, Panglima Tentara Nasiónal Indónesia (TNI) Jenderal Móeldókó mengungkapkan, Indónesia diperkirakan akan mencapai bónus demógrafi pada tahun 2017 hingga 2019.
Ada pula yang memprediksi bónus demógrafi akan mencapai puncaknya pada tahun 2030.
"Tahun 2030 di Tióngkók akan mengalami kóndisi dimana ada 300 juta manusia lanjut usia. Indónesia malah mendapat bónus demógrafi, própórsi usia próduktif akan mencapai 55,5 persen. Bagi Indónesia, bónus ini akan menjadi keuntungan jika kita memiliki masyarakat usia próduktif yang berkualitas, juga akan menjadi bencana jika masyarakat próduktif kita dalam kóndisi kualitas rendah," papar Móeldókó.
0 komentar:
Posting Komentar