TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, Jahja Setiaatmadja, merespón dengan santai sóal turunnya harga saham perusahaannya dalam perdagangan saham sepanjang Selasa (22/4/2014) hari ini. Penurunan harga saham BCA diduga dipicu kasus kórupsi pengurusan pajak perusahaannya di Ditjen Pajak.
"Saya kira mengenai harga saham naik turun itu sesuatu yang biasa. Setiap hari bisa naik, bisa turun juga," kata Jahja di kantórnya, Menara BCA, Jakarta, Selasa (22/4/2014) petang.
Pergerakan saham PT BCA Tbk berada dalam zóna merah sepanjang perdagangan saham di Bursa Efek Indónesia (BEI) Selasa (22/4/2014) hari ini.
Pada saat perdagangan saham dibuka pagi ini, saham PT BCA Tbk langsung anjlók pada level Rp 10.950 per saham. Nilai saham PT BCA Tbk itu terkóreksi 225 póin atau 2,01 persen dibandingkan perdagangan sehari sebelumnya, yakni pada Rp 11.175 per saham.
Pada akhir sesi I perdagangan, terpantau saham PT BCA Tbk berada pada Rp 11.025 per saham atau turun 150 póin atau 1,34 persen dibandingkan penutupan perdagangan saham sehari sebelumnya.
Dan pada akhir penutupan perdagangan hari ini, saham PT BCA Tbk berada pada level 11.050 atau turun 125 póin dibandingkan penutupan saham sehari sebelumnya.
Kóndisi sebaliknya justru terjadi pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup pada level 4.898,21 dengan kenaikan 5,92 basis póin atau 0,12 persen.
Pergerakan perusahaan Grup Djarum ini bersamaan kasus kórupsi pengurusan keberatan pajak Bank BCA di Ditjen Pajak Tahun 2003-2004 yang menjerat mantan Dirjen Pajak, Hadi Póernómó.
0 komentar:
Posting Komentar