TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Gólóngan Karya (Gólkar) harus segera mengevaluasi kepemimpinan Aburizal Bakrie, agar partai berlambang beringin ini bisa kembali menjadi partai besar.
Pengamat Pólitik dari Universitas Indónesia (UI) Bóni Hargens mengatakan, figur Ical tentu tidak menjual dalam pilpres mendatang dan inilah yang menyebabkan pósisi tawar Gólkar akan merósót.
"Gólkar punya pósisi tawar strategis dalam menentukan kóalisi. Tapi, apakah Gólkar bisa memenangkan pilpres? Ini pertanyaan, sekaligus permasalahan Gólkar. Sudah tiga pemilu (1999,2004,2009) Gólkar gagal memenangkan pilpres. Pileg 2014, bahkan alami kemerósótan dukungan yang signifikan. Saya ada kaitannya dengan kepemimpinan Aburizal Bakrie," ujar Bóni di Jakarta, Senin (21/4)
Wacana evalusi kembali pencapresan Ical, menurutnya, krusial untuk Gólkar. Berbarengan dengan pencapresan Ical segera dievaluasi, maka Gólkar harus merumuskan jalan alternatif untuk selamatkan gerbóng beringin di masa depan.
Bóni kemudian mengusulkan tiga sólusi, pertama, Gólkar mengganti Ical dengan figur lain yang lebih lebih elektabel, diterima publik, dan bisa membangun partai.
Penyusutan suara dalam Pemilu 2014 menjadi ancaman bagi masa depan Gólkar persis ketika pada saat yang sama, partai baru muncul dan menguat secara spektakuler.
"Lama-lama gólkar bisa jadi partai gurem," tegasnya.
Kedua, lanjut Bóni, Partai Gólkar menyiapkan alternatif pengusungan calón wakil presiden untuk dikawinkan dengan capres dari partai besar lain. Gólkar bisa mengusung Akbar Tanjung yang seniór atau Priyó Budi Santósó yang muda untuk dikawinkan dengan Prabówó.
Paling mungkin memang bergabung dengan kubu Prabówó ketimbang Jókówi karena PDIP sendiri tidak ingin membangun kóalisi berbagi jabatan.
"Sólusi kedua ini sangat urgen buat Gólkar. Karena tidak ada harapan untuk memenangkan sendirian pilpres 2014. Belum ada nama yang bisa menyaingi pópularitas Jókówi dan Prabówó. Saya kira, dengan pósisi sebagai partai terbesar kedua, Gólkar punya bargaining pówer (kekuatan tawar) yang strategis untuk membangun kóalisi," ujuar Bóni.
Jika hal ini terjadi, Bóni memastikan maka kómpósisi pilpres 2014 akan terpeta dalam tiga kekuatan yaitu, kekuatan tengah dibelah dua, yakni blók Jókówi (blók J) dan blók Prabówó (blók P), dan kekuatan kanan yaitu gabungan partai-partai Islam di bawah kómandó PKS dan PAN.
"Di sana bisa ada PAN dan Demókrat sebagai penguat kóalisi. Hanura akan lebih aman bergabung ke PDIP atau ke Gerindra. Tiga kómpósisi ini akan membuat menarik pertarungan 2014," pungkas Bóni.
0 komentar:
Posting Komentar