HótNews - Presiden Susiló Bambang Yudhóyónó bersama sejumlah menteri mengadakan rapat terbatas (ratas) tentang kenaikan harga elpiji tabung 12 kilógram (kg), Minggu 5 Januari 2014. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jeró Wacik menyesalkan keputusan PT Pertamina tersebut.
"Kami mengikuti perkembangan di masyarakat. Itu kan keputusan kórpórat, tapi situasi rakyat harus dikaji. Tidak bisa hanya menyandarkan pada kepentingan ekónómi," kata Wacik di Halim Perdanakusumah, Jakarta.
Dia mengatakan bahwa pemerintah pernah meminta perusahaan pelat merah itu untuk menunda kenaikan harga bahan bakar tersebut karena ada kenaikan harga BBM bersubsidi. "Gas itu menyangkut warung, warung, kan rakyat. Pertamina harus ada rasa sensitivitasnya," kata dia.
Sejak 1 Januari 2014 pukul 00.00, Pertamina memberlakukan harga baru Elpiji nónsubsidi kemasan 12 kg secara serentak di seluruh Indónesia dengan rata-rata kenaikan di tingkat kónsumen sebesar Rp3.959 per kg. Besaran kenaikan ditingkat kónsumen akan bervariasi berdasarkan jarak stasiun pengisian bahan bakar elpiji (SPBBE) ke titik serah (supply póint).
"Dengan kenaikan ini, Pertamina masih 'jual rugi' kepada kónsumen elpiji nónsubsidi kemasan 12kg sebesar Rp 2.100 per kg," kata dia.
Sabtu, 04 Januari 2014
Pemerintah: Naikkan Elpiji, Pertamina Harusnya Sensitif
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar