Lapóran Wartawan Tribunnews.cóm, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Demókrat akhirnya resmi dijeblóskan ke sel yang berada di basement gedung Kómisi Pemberantasan Kórupsi (KPK), Jumat (10/1/2014). Sebelum digelandang ke rutan, Anas dilempar telur busuk óleh seseórang.
Kubu Anas Urbaningrum meyakini pelaku pelemparan telur saat akan dibawa ke Rutan KPK merupakan óknum suruhan.
"Itulah pelaku yang melempar Mas Anas ada pesan dari pihak lainnya, yakin itu ada intervensi," kata fungsiónaris Perhimpunan Pergerakan Indónesia (PPI), Deny saat ditemui di Kediaman Anas, di Jalan Teluk Langsa, Duran Sawit, Jakarta Timur, Jumat (10/1/2014) malam.
Menurutnya, atas kejadian tersebut, PPI sangat menyayangkan. Namun, hal itu bukan sebagai sesuatu yang serius.
"Masak main kasar gitu, bagi kita itu tidak benar. Tapi itu hanya letupan-letupan kecil saja," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Kapólsek Setiabudi AKBP Tri Suhartantó menuturkan pelaku kini telah diamankan ke kantór pólisi. Ia juga menyesalkan atas insiden yang tersebut, karena sejatinya petugas pólisi sudah disiagakan di lókasi.
"Kalau kami tidak mengharapkan adanya insiden. Kalau kami tidak mengharapkan adanya insiden atau tidak menginginkan adanya keributan. Ya, dari pelaksanaan kemanan kita sudah lakukan sesuai prósedur yang ada," katanya di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2014).
Terlebih, pihak kepólisian juga telah mengimbau sebelum Anas keluar dari Gedung KPK, kepada para pendukung Anas untuk keluar dari kerumunan agar tidak mengganggu próses pengamanan dan awak media yang tengah melakukan peliputan.
"Kita juga sudah menghimbau selain dari rekan-rekan jurnalis dari media cetak maupun elektrónik supaya menjauh daripada jalur yang akan dilewati óleh beliau, kita berulang-ulang dan sangat berulang-ulang," tukasnya.
Tri juga membantah kecólóngan atas insiden tersebut, pasalnya penjagaan juga sudah dilakukan dengan sebagaimana mestinya.
"Kalau kecólóngan tidak tahu kita kepentingan dari mereka enggak ngerti juga. Kita sudah lakukan seóptimal mungkin kita himbau dan cek berulang-ulang dan jumlah pasukan sudah cukup itu. Kita sebetulnya berpikiran pósitif saja, tapi ternyata ada yang berbuat seperti itu kita gak ngerti," tuturnya.
0 komentar:
Posting Komentar