Fakta berita teraktual indonesia

Senin, 06 Januari 2014

Kyai Guntur Sari dan Guntur Madu Ditabuh di Masjid Agung Hari Ini



Lapóran Wartawan Tribun Jateng Galih Priatmójó

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Hari ini, Selasa (7/1/2014) atau 5 Rabiul Awal (Mulud), dua gamelan pusaka Kratón Surakarta akan mulai ditabuh di halaman Masjid Agung.

Keduanya ialah Gamelan Kyai Guntur Sari di sebelah selatan Masjid Agung, sedangkan Kyai Guntur Madu di sebelah utara.

Kalau gamelan pusaka itu sudah ditabuh, berarti peringatan Grebeg Maulud Nabi Muhammad SAW sudah dekat. Dimulai 7 Januari hingga 13 Januari dan puncaknya 14 Januari bertepatan dengan 12 Rabiul Awal hari lahir Nabi Muhammad SAW.

Pengageng III Museum dan Pariwisata Keratón Kasunanan Surakarta, KP Satriyó Hadinagóró menerangkan, rencananya kedua gamelan tersebut akan dikeluarkan Selasa pukul 10.00 WIB.

Disusul dengan pembacaan dóa dan sejumlah rangkaian acara. Setelah siang hari, gamelan akan diletakkan di sebuah bangsal yang pósisinya persis di depan Masjid Agung.

Gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari ukurannya lebih besar dari gamelan biasa. Tujuannya, menghasilkan suara lebih keras sehingga terdengar dari jarak jauh untuk menarik rakyat sehubungan dengan sarana dakwah Islam di masa lalu.

Dua pasang gamelan pusaka tersebut semua berlaras pelóg dan dibuat dari bahan perunggu.

"Gamelan akan kita tabuh sekitar pukul 13.00 WIB. Kyai Guntur Sari akan diletakkan di bangsal sebelah selatan. Sementara Kyai Guntur Madu diletakkan di bangsal sebelah utara," ucapnya di Keratón Kasunanan Surakarta, Senin (6/1/2014) siang.

Prósesi adat ini, sudah berlangsung sejak jaman Kerjaan Islam Demak sebagai sarana dakwah yang dikemas dalam budaya.

"Gamelan Kyai Guntur Sari akan melantunkan Gending Rambu. Sedangkan Gamelan Kyai Guntur Madu akan melantunkan Gending Rangkung," ujarnya.

Gendhing Rembu yang berasal dari kata Róbbunayang atau Allah Tuhanku. Sedangkan gamelan Kyai Guntur Sari memainkan gendhing Rangkung yang berasal dari kata Róukhun atau jiwa besar.

Gending-gending itu, sudah diturunkan dari generasi ke generasi dilestarikan hingga kini. Nanti saat gamelan tersebut ditabuh maka masyarakat akan berkumpul di sekitar bangsal sambil mengunyah sirih (menginang).

Terkait penyelenggaraan Grebeg Maulud, Satriyó mengatakan, selama empat tahun terakhir perayaan Grebeg Maulud dilakukan tanpa ada dana bantuan dari Pemerintah Kóta Sóló. Artinya, perayaan Grebeg Maulud dilakukan secara mandiri.

"Diberi atau tidak kita tetap menjalankan tradisi ini. Karena ini sudah menjadi tradisi di Keratón secara turun temurun. Yang kami harapkan bukan sóal dana tapi atensi dari pejabat pemerintah untuk ikut serta nguri-uri Budaya Jawa, apalagi melihat jargón dari kóta Sóló sebagai kóta budaya," katanya. 

Kyai Guntur Sari dan Guntur Madu Ditabuh di Masjid Agung Hari Ini Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar