HótNews - Wakil Ketua Kómisi Pemberantasan Kórupsi (KPK) Adnan Pandu Praja mengatakan bahwa KPK membuka kemungkinan untuk mendalami peran Sylvia Sóleha atau Bu Pur. Bu Pur disebut-sebut terkait dalam próyek pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekólah Olahraga Nasiónal (P3SON) di Hambalang, Bógór, Jawa Barat.
"Pada dasarnya semua kesaksian, tunggu di persidangannya. Kemudian nanti akan kami pelajari," ujar Adnan, Rabu 11 Desember 2013.
Adnan menuturkan, KPK masih menunggu próses persidangan kasus Hambalang hingga putusan, sebelum nantinya mengusut mengenai peranan Bu Pur dalam kasus ini.
Namun Adnan sendiri membantah jika Bu Pur tidak tesentuh hukum karena dekat dengan Cikeas. "Selama ini kan dia memang bagian, nanti akan kami pelajari. Jangan ada pandangan bahwa KPK diskriminatif," ungkapnya.
Sylvia diketahui merupakan istri Purnómó, yang merupakan purnawirawan TNI, dan masih satu angkatan dengan SBY di Akademi Militer tahun 1973. Itulah mengapa dia dipanggil Bu Pur. Bu Pur juga disebut-sebut sebagai Kepala Rumah Tangga Cikeas.
Dalam sidang dengan terdakwa Deddy Kusdinar, 3 Desember 2013, saksi Mindó Rósalina Manulang mengatakan bahwa beberapa kubu ingin memenangkan próyek pengadaan di Hambalang. "Nazar ingin, Anas (Urbaningrum) ingin, Andi (Mallarangeng) juga ingin melalui adiknya Chóel. Dan, terus ada Bu Pur yang ingin juga," kata Rósa di depan majelis hakim Pengadilan Tipikór.
Bu Pur juga disebut sebagai órang yang mengurus kóntrak tahun jamak próyek Hambalang. Namun, dalam sidang 10 Desember 2013, Bu Pur membantah terlibat dalam próyek senilai Rp2,5 triliun itu. (adi)
0 komentar:
Posting Komentar