Lagu kebangsaan Swiss dianggap tak cerminkan nilai-nilai modern.
Sejumlah kalangan di Swiss menggelar kampanye untuk mengubah lagu kebangsaan negara tersebut, "Swiss Psalm".
Mereka mengklaim lagu kebangsaan yang dipakai sekarang terlalu menekankan Tuhan dan keindahan alam, dan tidak mencerminkan nilai-nilai modern yang berkembang di Swiss.
"Tidak ada yang hafal liriknya. Kalau ada yang mengaku hafal, dia pasti berbohong. Mungkin hafal satu dua kalimat dan setelah itu menyambungnya dengan la la la," kata Pierre Kohler, ketua dewan juri lomba lagu kebangsaan Swiss baru kepada kantor berita AFP.
Ia telah menyediakan hadiah uang US$11.000 kepada pemenang lomba yang rencananya akan resmi dimulai pada 1 Januari 2014.
Kohler mengatakan lagu kebangsaan satu negara bisa diubah setiap 50 atau 100 tahun sekali.
TerbelahIa berencana akan mengusulkan lagu kebangsaan baru kepada pemerintah pada 2016 dan berharap akan ada referendum untuk lagu kebangsaan ini.
Namun tak semua orang sependapat dengan Kohler.
Mereka yang menentang upaya ini sudah membuat situs dan internet yang meminta dukungan publik agar mempertahankan lagu kebangsaan yang ada saat ini.
"Swiss sudah memiliki lagu kebangsaan yang indah dan sudah pula diakui secara internasional," kata Hubert Spoerri, penentang kampanye mencari lagu kebangsaan yang baru.
Sementara sejarawan Claude Bonard mempertanyakan arti penting rencana mengubah lagu kebangsaan.
"Mungkin lagu kebangsaan ini tak terlalu hebat dan tak sesuai dengan perkembangan zaman. Tapi apa memang perlu untuk diganti?" katanya.
Sumber: BBC Indonesia Berita Lain dari BBC
0 komentar:
Posting Komentar