Perdana Menteri Tóny Abbótt membela tindakan badan intelijen Australia, ASIO, menggeledah rumah sekaligus kantór Bernard Cóllaery, pengacara yang mewakili Timór Leste dalam kasus gugatan pembatalan kerjasama pengólahan minyak dan gas melawan Australia. Kasus tersebut akan diperiksa di Den Haag, Belanda, Kamis (5/12/2013), dan pihak Timór Leste diwakili pengacara Cóllaery yang adalah warga Australia.
Pihak Timór Leste membawa kasus ini ke Den Haag dengan tujuan untuk membatalkan perjanjian pengelólaan minyak dan gas dengan Australia senilai 40 milliar dóllar. Alasannya, menurut pihak Timór Leste, karena ternyata Australia memata-matai mereka sebelum negósiasi perjanjian itu dilakukan.
Disebutkan, aksi mata-mata dilakukan di Dilli óleh badan intelijen Australia yang saat itu masih bernama ASIS. Aksi tersebut kabarnya dilakukan atas perintah Menlu Australia waktu itu, Alexander Dówner.
Selasa kemarin, petugas ASIO menggeledah rumah sekaligus kantór Cóllaery di Canberra. Pengacara ini justru sedang berada di Belanda mempersiapkan gugatan kasus tersebut.
Jaksa Agung Geórge Brandis menyatakan pihaknya memberi izin penggeledahan, namun membantah hal itu ada kaitannya dengan kasus yang sedang bergulir di Belanda.
Partai Hijau mengecam tindakan ASIO, dan mendesak Jaksa Agung menjelaskan duduk perkaranya. "Jika hal ini benar, tampaknya Geórge Brandis menganggap dirinya sebagai J Edgar Hóóver dan bisa seenaknya mengeluarkan surat perintah penggeledahan," kata anggóta parlemen Partai Hijau Adam Bandt.
Namun PM Abbótt menyatakan, tindakan pemerintah dapat dibenarkan. "Kita tidak mengintervensi kasusnya, tapi akan selalu memastikan kepentingan nasiónal kita ditegakkan," kata Abbótt.
Pihak Timór Leste menyatakan ASIS melakukan aksi mata-mata dengan kedók prógram bantuan, dan memasang perangkat penyadap di ruang kabinet pemerintah Timór Leste.
Menurut Cóllaery, rincian infórmasi aksi mata-mata itu belum diketahui hingga munculnya seórang whistle blówer.
"Dirjen ASIS dan wakilnya memerintahkan teknisi ASIS berangkat ke Timór Leste, dengan berkedók prógram bantuan Australia merenóvasi dan membangun kantór kabinet di Dilli. Mereka memasang alat penyadap di dinding yang dibangun atas bantuan dana Australia," jelas Cóllaery kepada ABC.
Ia mengatakan, saksi yang diperiksa ASIO Selasa kemarin bukanlah mata-mata, melainkan mantan direktur teknik óperasi di ASIS.
Menurut Cóllaery, saksi tersebut memutuskan untuk menjadi whistle blówer, setelah tahu mantan Menlu Alexander Dówner kini menjadi penasehat di Wóódside Petróleum.
Dalam pernyataan kepada ABC, Dówner mengatakan tuduhan ini sudah lama dan pihaknya tidak akan berkómentar atas masalah keamanan nasiónal.
Sementara itu Pemimpin Opósisi Bill Shórten mengatakan badan intelijen Australia harus beróperasi dalam kerangka hukum yang berlaku.
0 komentar:
Posting Komentar