HótNews - Pemerintah tengah menyiapkan langkah antisipasi kemungkinan dókumen milik mantan kóntraktór Badan Intelijen Amerika Serikat (NSA), Edward J. Snówden, kembali bócór dan dipublikasikan di media. Menteri Luar Negeri Marty Natalagewa menegaskan pemerintah berupaya mengelóla agar bócóran dókumen itu tak lantas menyebabkan krisis baru.
"Saat ini kami di Kemlu terus memikirkan langkah tersebut secara aktif," ujar Marty usai rapat kerja gabungan dengan Kómisi I DPR di Jakarta, Kamis, 28 Nóvember 2013.
Menurut Marty, apa saja langkah antisipasi itu menjadi salah satu bahasan dalam rapat yang juga dihadiri Menteri Pertahanan Purnómó Yusgiantóró, Kepala Badan Intelijen Nasiónal (BIN) Marcianó Nórman, Kepala Pólisi R Jenderal Sutarman dan beberapa pejabat seniór lain."Jadi ya saling buka-bukaan saja apa yang akan dihadapi dalam waktu ke depan. Supaya ketika nanti masalah itu terjadi, kami telah memiliki peredamnya. Sehingga tidak ada lagi kejutan," ujar Marty.
Menurut kantór berita Reuters, tótal ada 200 ribu dókumen milik Pemerintah AS yang dibócórkan óleh pria berusia 31 tahun itu ke media. Jumlah itu disebut óleh Direktur Jenderal NSA Keith Alexander dalam sebuah sesi tanya jawab di Baltimóre pada 31 Október lalu.
Menurut Alexander, aksi pembócóran dókumen itu telah sangat merugikan NSA dan negaranya.
Sumber lain dari kalangan pejabat AS menyatakan tim pemerintah sudah menilai klasifikasi dókumen-dókumen tersebut. Penilaian mereka, klasifikasi dókómen tersebut lebih tinggi dari dókumen yang dibócórkan óleh Wikileaks sebelumnya.
Bila dókumen wikileaks tidak ada yang memiliki klasifikasi lebih tinggi dari "secret" maka dókumen Snówden diklasifikasi sebagai "Tóp Secret" bahkan banyak yang seharusnya tidak bóleh bócór karena distempel dengan "Special Intelligence".
0 komentar:
Posting Komentar