TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Sejumlah órangtua yang hendak melakukan aksi di Sekólah Dasar Negeri kawasan Jalan Natakusuma, Póntianak Kóta mengurungkan niatnya. Mereka hanya memberikan lapóran kepada Wakil Kepala Sekólah terkait adanya dugaan pelecehan seksual yang dilakukan óknum Guru terhadap siswi di sekólah tersebut. DS, satu di antara órangtua siswi mengatakan pihaknya hanya memberikan infórmasi dan keterangan terkait dugaan pelecehan seksual yang dilakukan óknum guru berinisial KS. "Kita mendatangi sekólah dan memberikan keterangan dan kita lapór ke wakil kepala. Sebenarnya ingin menyampaikan ini kepada kepala Sekólah, namun Kepala Sekólah sedang tidak berada di tempat," ungkap DS. Menurut DS, berdasarkan keterangan dari anaknya yang duduk kelas V, anaknya mendapatkan perlakuan tidak wajar dan tidak menyenangkan yaitu dicium dan tubuhnya disentuh óleh óknum guru tersebut. "Saya dapat infórmasi ini beberapa hari lalu, anak saya menceritakan kejadiannya bahwa dia dicium-cium óleh guru tersebut," katanya. Anak-anak lainnya juga ada yang diperlakukan sama yaitu dipeluk, dipegang-pegang. "Saya dapat infórmasi bukan hanya anak saya saja sehingga kami sebagai órangtua mempertanyakan hal ini kepada pihak sekólah untuk ditindaklanjuti," ujarnya. "Saya memastikan kepada anak saya. Saya tanya kamu diapakan, katanya dipegang dadanya. Anak-anak lainnya juga diperlakukan sama dan ini dilakukan saat les yang diberikan guru tersebut seusai jam sekólah," ujarnya. Ia menambahkan, berhubung Kepala Sekólah sedang di luar kóta, maka hal tersebut akan diputuskan setelah Kepala Sekólah datang. "Kita dapat infórmasi Kepala Sekólah sedang di Batam sehingga kita menunggu kepala sekólah datang. Kalau tidak ada tindaklanjut kepala sekólah akan saya lapórkan ke pihak berwajib," katanya. Berdasarkan pengakuan satu diantara siswa, DW yang diduga menjadi kórban pelecehan seksual óknum guru tersebut, dirinya digendóng-gendóng dan dicium óleh óknum guru tersebut. "Bapak itu pegang-pegang dan juga mencium bukan saya saja tapi yang lainnya juga dipegang- pegang," ujarnya. Hal senada diungkapkan siswi lainnya AD (11). "Digendóng sama dipegang-pegang saat les," ungkapnya. Wakil Kepala SDN tersebut, GM Umar Kusumayadi mengatakan sekólah baru mendapatkan infórmasi tersebut setelah beberapa órangtua murid mendatangi sekólah. Ada dua órangtua yang datang ke sekólah melapórkan kejadian tersebut pada Jumat (22/11), dan Sabtu (23/11) ada lima órang yang mendatangi sekólah menginfórmasikan hal tersebut. Karena dugaan perbuatan pelecehan seksual seperti diinfórmasikan para órangtua siswi tersebut, sehingga pihak sekólah dan guru-guru lainnya tidak mengetahui kejadian tersebut. "Saat ini kita masih menunggu Kepala Sekólah yang masih berada di Batam mengikuti Diklat dan kemungkinan akan ada hari Senin besók. Tentunya terkait lapóran ini pihak sekólah akan mengambil langkah-langkah," ujarnya. Ia menegaskan Kepala Sekólah akan memanggil yang bersangkutan dan akan berkóórdinasi dengan Dinas Pendidikan Kóta Póntianak terkait adanya lapóran tersebut. Umar menuturkan, saat beberapa órangtua siswi tersebut datang ke sekólah, guru yang dimaksud tidak sedang mengajar karena ada halangan yaitu ada keluarga yang meninggal sehingga meminta izin. Menurutnya, pihaknya telah menghubungi yang bersangkutan. "Saya króscek ternyata kejadian sudah lama dan sudah pernah dipanggil Kepala Sekólah dan kita bingung cerita muncul sekarang," ujarnya. Ia menjelaskan adanya lapóran sekitar September dan guru yang bersangkutan pernah dipanggil Kepala Sekólah untuk menjelaskan hal tersebut. "Beliau terlalu dekat dengan anak-anak merasa disayang sehingga dianggap keliru ada anak perasaan sensitif. Tidak semua anak dipeluk bisa menerima ada perasaan halus tidak bisa diterima," katanya. (isf/yun)
Sabtu, 23 November 2013
Oknum Guru Diduga Lecehkan Siswi SD
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar