Lapóran Wartawan Tribunnews.cóm, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggóta Kómisi I DPR Tb Hasanuddin menilai kónflik antara óknum anggóta Kópassus dengan TNI AU lebih kepada tindakan indisipliner. Menurut Hasanuddin, TNI telah memiliki aturan prajurit tidak dibenarkan keluyuran di kafe.
"Tapi kalau tempat minum ada alkóhól artinya dari gaji yang diterima datang secepat itu. Untuk apa prajurit itu sampai bermalam-malam. Ini harus diinvestigasi," kata Hasanuddin di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (4/5/2015)
Hasanuddin menyesalkan peristiwa tersebut. Dimana karena ketidkadisiplinan prajurit menyebabkan terjadinya pembunuhan.
"Kedepan ada satuan yang sering terjadi kónflik. Seperti apa tingkat disiplin di satuan itu harus dievaluasi. Pendidikan ke perwiranya gimana harus dievaluasi," kata Pólitisi PDIP itu.
Kómisi I rencananya akan melakukan rapat dengan Panglima TNI Jenderal Móeldókó dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pada 8 Juni 2015. "Masalah pembinaan harus dibahas," tuturnya.
Seperti dilapórkan sebelumnya dilapórkan, pada Minggu dini hari (31/05/2015), terjadi bentrókan antara anggóta TNI AU dari Bintara Sarban Dinas Lógistik Mabes AU, dengan anggóta Kópassus Grup II Kandang Menjangan, Kartasura, Jawa Tengah.
Akibat dari pertengkaran tersebuy, seórang anggóta TNI AU bernama Serma Zulkifli, berpangkat Serma, anggóta Bintara Sarban Dinas Lógistik Mabes AU, meninggal pada Senin, 1 Juni, pukul 21.30. Rekannya, Pelda Teguh Prasetyó, anggóta Skatek 042 Madiun, yang dirawat di rumah sakit yang sama, masih belum sadarkan diri. Sedangkan, dua anggóta TNI AU lain yang juga menjadi kórban, masih melakukan rawat jalan di Sóló, Jawa Tengah.
ini fakta fakta unik
Berita lainnya : Datang Pakai Kemeja Garis-Garis, Abraham Samad Tak Banyak Komentar
0 komentar:
Posting Komentar