JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama nampak berang dengan ulah masyarakat maupun perusahaan yang mengambil jalan pintas untuk mengatasi banjir, yakni dengan meninggikan jalan.
Ahok menilai, dengan cara tersebut justru memperparah banjir di Jakarta bila hujan terus turun. Sebab, dengan meninggikan jalan otomatis penyerapan air semakin sempit karena tanah tertutup oleh semen. "Kita nggak mau lagi kalau jalan udah banjir ditinggiin, kalau naikin (jalan) ketutup lagi lubangnya (lubang penyerapan air)," ujar Ahok di kantornya, Jakarta, Rabu (11/2). Menurut pria berkacamata ini, meninggikan jalan bukanlah solusi cerdas untuk mengatasi banjir. Untuk itu ia melarang warga di Jakarta meninggikan jalan bila daerah tersebut sudah rawan banjir. "Kalau banjir, selesaikan masalah banjirnya dong, bukan naikin (jalan). Kalau kamu naikin (jalan) (air hujan) tetap nyari tempat kan? (Nanti) rumah orang yang diembat (jadi korban banjir)," tandasnya. Namun, pernyataan Ahok yang menyalahkan warga dan pihak swasta, tak sepenuhnya tepat. Sebagai gambaran, ruas Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, sekitar Kantor Samsat, sudah ditinggikan oleh pemerintah. Tahun-tahun sebelumnya, pada setiap musim hujan, kedua ruas jalan di sekitar KM 12 hingga KM14 ini selalu banjir parah hingga tidak bisa dilewati. Proyek peninggian jalan ini sudah kelar akhir 2014. Memang pada musim hujan kali ini, banjir tidak menghampar seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja, kemacetan tetap saja terjadi pada Senin dan Selasa (10/2). Pasalnya, genangan air lumayan tinggi tetap ada di titik jalan yang belum ditinggikan. Dampak lainnnya, ketinggian banjir di kawasan pemukiman di sisi kiri jalan arah Cengkerang ke Grogol, makin parah. (chi/sam/jpnn)
0 komentar:
Posting Komentar