DENPASAR - Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron kaya banget. Dia juga juga punya rumah mewah di Perumahan Kubu Pratama Indah Nomor A1-2, Jalan Imam Bonjol, Denpasar, Bali. Kemarin (22/1) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita rumah itu.
Dalam penggeledahan rumah milik Fuad tersebut, tim KPK membawa satu koper dokumen sebagai barang bukti.
Rumah yang tidak jauh dari jalan utama Imam Bonjol itu diperkirakan warga dibeli dari tangan pemilik pertama. Arif yang kebetulan rumahnya berada pas di samping aset milik Fuad tersebut mengatakan, aset Fuad Amin itu diperkirakan seluas 7 are (700 meter persegi) dengan nilai hampir Rp 25 miliar. "Ya, saya rasa harganya memang segitu karena rumahnya besar dan berada di lingkungan elite," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dusun Perumahan Kubu Pratama Indah I Made Sukadana yang mendampingi anggota KPK dalam penggeledahan tersebut mengatakan, ada beberapa dokumen penting yang disita KPK sebagai barang bukti. Namun, dia tidak berani memberikan keterangan lengkap terhadap penggeledahan itu.
Hanya, dia membenarkan bahwa dokumen yang diambil KPK dari rumah tersebut merupakan dokumen pendukung dalam menjerat tersangka. "Ya, saya juga baru tahu dari warga ketika tim KPK datang. Yang jelas, saya selaku kepala dusun di sini wajib menemani KPK karena saya yang bertanggung jawab atas wilayah ini," terangnya.
Sementara itu, anggota KPK yang berjumlah lima orang tersebut enggan memberikan komentar. Setelah selesai menggeledah rumah tersebut, mereka langsung memasuki mobil Toyota Kijang Innova dengan nomor polisi DK 1827 FF. Salah seorang anggota KPK ketika dimintai keterangan tidak memberikan komentar apa pun atas pemeriksaan tersebut. "Ya, kami menyita aset ini, Pak. Bisa dibaca di papan penyitaan," ujarnya singkat.
Arif, salah seorang tetangga Fuad, mengatakan, dirinya terakhir melihat Fuad datang bersama seorang perempuan muda pada pertengahan 2014. Cuma, sejak membeli rumah tersebut, Fuad tidak pernah keluar rumah untuk bersosialisasi.
Menurut dia, Fuad dahulu sering datang ke rumah tersebut. Bisa dua bulan sekali. Cuma, dia tidak pernah melihat Fuad berbaur dengan warga meski orang baru di kompleks tersebut. "Terakhir saya lihat dia pada pertengahan 2014. Itu pun pada saat dia pergi beserta keluarganya dengan menggunakan mobil," ujarnya.
Menurut Arif, saat KPK datang, rumah tersebut terkunci. Karena tidak ada yang memegang kuncinya, akhirnya KPK mencari tukang kunci. "Saya dan Pak Kadus menemani saja di sini. Untuk lebih jelasnya, nanti tanyakan sama tim KPK," terangnya. (hen/yes/gun/c6/end)
portal fakta dan berita indonesia terbaru
Berita lainnya : Cowok Ini jadi Maling Demi Senangkan Pacar
0 komentar:
Posting Komentar