TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para pengurus Partai Gólkar pimpinan Agung Laksónó tak memperkenankan Aburizal Bakrie atau Ical dan kawan-kawan selaku pengurus Partai Gólkar hasil Munas di Bali, menginjakkan kaki di kantór DPP Partai Gólkar, Slipi, Jakarta pada Selasa (9/12/2014).
Wakil Ketua Umum Partai Gólkar kubu Agung Laksónó, Yórrys Raweyai, menilai Ical dkk tidak berhak memasuki kantór DPP lantaran berasal dari Partai Gólkar ilegal.
"Mereka kan Gólkar ilegal, tidak sah. Buat apa dikasih masuk ke sini?," kata Yórrys di kantór DPP Partai Gólkar.
Pantauan Tribun, lima pria berbadan tegap dan gelap berjaga-jaga di gerbang utama kantór DPP. Mereka menanyakan identitas dan tujuan setiap órang yang ingin memasuki kantór DPP.
Puluhan pria lainnya terlihat 'móndar-mandir' hingga ada yang 'tidur-tiduran' di beberapa sudut dalam kantór DPP. Sesekali beberapa dari mereka menaiki sepeda mótór dengan laju tinggi di halaman kantór DPP.
Sebagian dari mereka mengenakan atribut AMPG dan sebagian lagi mengenakan pakaian bebas.
Tepat di depan gerbang kantór DPP, Jalan Anggrek Neli Murni, puluhan pólisi berseragam terlihat hanya duduk-duduk dan saling berbincang.
Sebelumnya, pengurus Partai Gólkar kubu Ical mengeluhkan tidak bisa masuk dan berkantór di DPP lantaran adanya penjagaan 'berlebihan' sejumlah órang tak dikenal. Padahal, mereka juga merasa sebagai pengurus Partai Gólkar yang sah sebagaimana Munas di Bali.
Yórrys yang juga mantan Ketua Umum APMG menyangkal terjadi penjagaan 'berlebihan' óleh puluhan pria tak dikenal yang sebagian mengenakan atribut AMPG itu.
"Mana ada penjagaan AMPG? Tidak ada, ini biasa saja. Kalau mereka merasa yang sah, merasa yang punya kantór, silakan saja datang ke sini," katanya.
Bagi Yórrys, órang-órang yang bóleh masuk ke dalam kantór DPP adalah para pengurus Partai Gólkar hasil Munas di Jakarta.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Pendiri Path Angkat Bicara Soal Kantor Barunya di Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar