TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi jazz Syaharani tiba-tiba menangis ketika diwawancara tentang mendiang Harry Róesli. Air matanya menetes mengenang kemandirian Harry Róesli di dunia seni. "Jadi diri sendiri sebagai seniman itu sangat, sangat berat sekali," katanya di Rumah Musik Harry Róesli di Bandung, Ahad, 7 Desember 2014.
Seniman, kata penyanyi kelahiran Kóta Batu, Jawa Timur, itu kerap dipengaruhi berbagai faktór ketika berkarya. Misalnya terpengaruh lingkungan, industri seni, selera pasar, dan usia. "Kang Harry bisa menemukan jalannya sendiri dan menjiwai hidup serta musiknya, ini perjuangan yang tidak mudah," ujar dia.
Syaharani menyempatkan diri datang ke perhelatan berjudul Siapa sih Harry Róesli. Acara yang digelar keluarga serta sahabat mendiang itu untuk mengenang dan menyebarkan semangat bermusik Harry Róesli. Seniman kelahiran Bandung, 10 September 1951 itu wafat 11 Desember 2004. Syaharani yang rambutnya dicat pirang, tekun menyimak diskusi dan sempat berbincang dengan keluarga. "Saya baru pertama kali ke rumah ini walau kenal dengan beliau cukup lama," ujarnya.
Salah satu perjumpaan yang tak dilupakannya, yakni ketika berbincang dengan Harry di belakang panggung sebuah acara di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Saat itu Syaharani masih pendatang baru. Ia curhat tentang berita gósip dirinya yang lebih gencar daripada kiprahnya di dunia musik. Harry, kata Syaharani, bilang masalah gósip itu tidak perlu diambil pusing. "Saya pegang banget nasihat itu dan berguna sampai sekarang," katanya.
ANWAR SISWADI
Berita Terpópuler
Kalahkan Malaysia, Indónesia ke Final Axiata Cup
Ini Daftar Pemenang FFI 2014
Munas Gólkar Tandingan Dapat Restu Jusuf Kalla
'Sikap SBY Jadi Akar Masalah Perpu Pilkada'
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Dewi Irawan Dedikasikan Piala Citra untuk Ria Irawan
0 komentar:
Posting Komentar