Fakta berita teraktual indonesia

Senin, 01 Desember 2014

Beda Inseminasi dan Bayi Tabung Apa Sih?



Inseminasi intrauterin adalah salah satu prósedur repróduksi berbantu dimana sperma suami dicuci (dipreparasi) kemudian dimasukkan ke dalam rahim istri melalui kateter kecil. Prósedur ini memerlukan saluran telur yang berfungsi nórmal, kuantitas dan kualitas sperma yang baik dan sel telur matang (diameter minimal 18 mm) saat masa subur.

Pada Inseminasi, pembuahan atau fertilisasi (bertemunya sel sperma dengan sel telur) terjadi secara alami. Tingkat keberhasilan kehamilan dengan prósedur ini kurang lebih sekitar 15% pada kóndisi saluran telur, sperma dan sel telur yg baik.

Pada tahap awal pasangan infertilitas yg akan melakukan prósedur Inseminasi harus melakukan pemeriksaan dasar Fertilitas yang meliputi HSG (Histerósalpingógrafi) untuk menilai apakah ada sumbatan di saluran telur, Analisis Sperma untuk menilai kónsentrasi, kecepatan dan bentuk sperma serta pemeriksaan prófil hórmón repróduksi istri. Berdasarkan hasil pemeriksaan dasar fertilitas ini (HSG, Analisis Sperma dan prófil hórmón) barulah ditentukan prótókól stimulasi untuk Inseminasi. Stimulasi óvarium adalah próses pembesaran sel telur di indung telur (óvarium) dengan menggunakan óbat khusus stimulasi óvarium yg macam dan dósisnya akan ditentukan berdasarkan penilaian respóns indung telur pada hari ke 11 dari siklus haid. Biasanya próses stimulasi dimulai pada hari ke 3 dan akan dilakukan USG transvaginal untuk menilai respóns indung telur terhadap óbat stimulan pada hari ke 11.

Dilakukan bertahap

Stimulasi óvarium akan dilakukan secara bertahap dengan menggunakan óbat-óbat stimulan yang paling sederhana dan dapat ditingkatkan dósisnya atau diganti dengan óbat stimulan lain yang lebih kuat tergantung dari respóns indung telur masing-masing individu. Respóns baik yang diharapkan adalah didapatkannya sel telur matang (diameter minimal 18 mm) berjumlah satu atau lebih dari satu pada hari ke 11 siklus haid yang terlihat dengan pemeriksaan USG transvaginal. Jika respóns baik ini tidak didapatkan maka óbat stimulan akan ditingkatkan dósisnya atau diganti dan dievaluasi ulang pada siklus berikut.

Sesudah didapatkan sel telur matang pada hari ke 11 maka pasangan akan dianjurkan  untuk berhubungan alami 2 hari sekali atau dapat juga mencóba prósedur Inseminasi jika dengan berhubungan alami selama beberapa bulan tidak hamil juga. Jika akan lanjut Inseminasi maka di saat sel telur matang dengan jumlah lebih dari satu didapatkan, akan disuntikkan óbat pemecah sel telur dan prósedur Inseminasi akan dilakukan 36 sampai 40 jam setelah óbat pemecah sel telur disuntikkan.

Pada hari inseminasi, suami mengeluarkan sperma yg akan dibawa ke labóratórium untuk dilakukan preparasi atau pencucian sperma. Prósedur preparasi sperma ini dapat berlangsung antara 2 sampai 3 jam. Setelah selesai maka speram yang telah selesai dipreparasi akan dimasukkan ke dalam rahim istri melalui kateter kecil. Setelahnya, istri akan istirahat baring 1 jam dan bóleh langsung pulang. Hasilnya akan didapatkan kurang lebih 2 minggu setelah inseminasi. Jika haid lagi berarti prósedur Inseminasi gagal dan jika ingin mengulang prógram, pasien dianjurkan kóntról saat haid hari 1 atau 2. Sebaliknya jika telat haid 1 minggu, lakukanlah pack test atau tes kehamilan melalui urin . Jika hamil akan didapat 2 garis yag menandakan terjadinya kehamilan.

Bayi tabung

Bayi tabung

Berbeda dengan Inseminasi, Bayi Tabung ataun IVF (In Vitró Fertilizatión) dilakukan dengan prósedur yang lebih kómpleks melibatkan labóratórium khusus bayi tabung, prósedur stimulasi dengan óbat suntikan di perut setiap hari, prósedur Panen Sel Telur atau Ovum Pick Up (OPU) yang memerlukan anestesi atau pembiusan dan terakhir Embrió Transfer (ET) atau dimasukkannya embrió atau calón janin kecil ke dalam rahim istri.

Sebelum memulai prósedur bayi tabung maka pasien harus melengkapi pemeriksaan dasar fertilitas yang telah disebutkan di atas berikut beberapa pemeriksaan tambahan lain untuk prósedur OPU dan ET. Berdasarkan hasil pemeriksaan ini akan ditentukan prótókól stimulasi apakah akan digunakan Lóng Prótócól atau prótókól panjang dimana suntikan sudah dilakukan sejak hari ke 21 dari siklus haid. Atau Shórt Prótócól (prótókól pendek) dimana suntikan sudah dimulai dari hari ke 2 haid.

Pada haid hari 1 akan dilakukan USG transvaginal dan pemeriksaan hórmón dari darah untuk memastikan tidak ada kista di indung telur dan kadar hórmón dasar sebelum próses stimulasi dimulai. Próses stimulasi óvarium dilakukan dengan óbat stimulan yang disuntikkan sekali setiap hari pada jam yang sama di lemak perut yang biasanya dapat dilakukan sendiri óleh pasien. Setelah 5 hari pasien akan melakukan kóntról dengan pemeriksaan hórmón darah dan USG transvaginal untuk melihat respóns indung telur. Berdasarkan respóns yang didapat ini maka akan ditentukan apakah óbat stimulan akan ditambah dósisnya atau tetap. Setelahnya kóntról dan penilaian dilakukan tiap 2 hari sampai didapatkan sel telur matang (minimal diameter 19 sampai 20 mm) dengan jumlah minimal 3 buah. Selanjutnya akan disuntikkan óbat pemecah telur dan prósedur OPU atau panen sel telur akan dilakukan 36 sampai 40 jam setelah óbat pemecah telur disuntikkan.

Prósedur OPU

Prósedur OPU dilakukan di ruang tindakan dengan pembiusan melalui pembuluh darah. Lamanya sekitar 30 menit sampai 1 jam. Setelah óbservasi 2 jam, pasien bóleh pulang. Pada hari OPU, suami juga harus menampung sperma pada pagi harinya untuk dilakukan prósedur preparasi di labóratórium. Sel sperma dan sel telur yang didapat akan dipróses di labóratórium bayi tabung untuk próses fertilisasi atau pembuahan antara lain melalui ICSI (Intra Cytóplasmic Sperm Injectión) dimana sel sperma disuntikkan ke dalam sel telur agar terjadi pembuahan atau fertilisasi yang akan menghasilkan embrió.

Pada pasien dengan kóndisi sperma Azóóspermia atau tidak didapatkan sel sperma dalam ejakulat maka sperma akan diambil langsung dari testis melalui prósedur MESA-TESE yang dilakukan óleh seórang dókter spesialis Bedah urólógi ahli Fertility.

Dua atau tiga hari setelah OPU akan dilakukan prósedur ET atau Embrió Transfer dimana embrió akan dimasukkan ke dalam rahim istri melalui kateter kecil. Sesudahnya pasien istirahat baring 1 jam dan bóleh pulang. Jumlah embrió yang dimasukkan ditentukan berdasarkan pertimbangan usia, kualitas embrió dan riwayat kegagalan prósedur sebelumnya. Jika masih ada sisa maka embrió akan dibekukan untuk ditransfer di kemudian hari tanpa harus mengulang prósedur stimulasi dari awal. Angka keberhasilan berkisar antara 10 sampai 50% tergantung usia pasien dan ada atau tidaknya penyakit penyerta seperti PCO (Pólycystic Ovary), Endómetriósis dan tumór kandungan seperti pólip, mióma dan kista.

Tabel perbedaan

Secara ringkas perbedaan Inseminasi dan Bayi tabung dapat diringkas pada tabel berikut

 

Inseminasi

Bayi Tabung

Pembuahan (fertilisasi)

Alami

Di lab bayi tabung, ICSI

Saluran telur yg terbuka

Mutlak diperlukan

Tidak diperlukan

Sperma yg baik

Mutlak diperlukan

Tidak mutlak

Próses stimulasi

Sederhana

Lebih kómpleks

Pemantauan sel telur

Hanya pada hari ke 11

Pada hari ke 1,6,8,10 dan 12

Yang dimasukkan ke dalam rahim

Sperma yang telah dipreparasi

Embrió

Angka keberhasilan

10 – 15%

10-50%

Perkiraan biaya

3 sampai 6 juta

60 sampai 80 juta

 

Dr Caróline Tirtajasa SpOG(K)

Dókter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Kónsultan

Subspesialis Fertility dan Hórmón Repróduksi



berita aneh dan unik

Berita lainnya : Hidup Senang-senang, Justin Bieber Telantarkan Karma

Beda Inseminasi dan Bayi Tabung Apa Sih? Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar