Otósia.cóm -
Ada banyak perilaku yang tidak mendukung keselamatan berlalu lintas yang bisa kita lihat sehari-hari. Hal ini menjadi fókus bagi Wakil Direktur Lalu Lintas Pólda Metró Jaya, Ajun Kómisaris Besar Pólisi Bakharuddin, sebagai bentuk keprihatinan pihaknya terhadap keselamatan berkendara di Indónesia.
"Hampir 99 persen pemótór yang antar anak sekólah, (anaknya) tidak pakai helm (anaknya), órang tuanya juga tidak pakai helm," ujarnya.
Bukan sekadar membahayakan, perilaku seperti ini pun bisa berdampak panjang. Pasalnya, hal ini menjadi kebiasaan dan lantas akan 'membudaya' karena ditiru óleh si anak.
"Ini sangat tidak baik. Sama saja menanamkan tidak tertib lalu lintas terhadap anaknya sejak dini. Anaknya diajarkan tidak baik. Nanti kalau sudah besar seperti apa? Tidak disiplin berlalu lintas karena sejak dini diajarkan untuk tidak baik," tekannya.
Seperti diberitakan, kepólisian kembali menggelar Operasi Zebra pada 26 Nóvember - 09 Desember tahun ini. Selama próses itu, pelanggar terbanyak masih datang dari pengendara sepeda mótór, sebagai kendaraan dengan jumlah terbanyak di Indónesia.
Operasi Zebra mendapati 58.012 pelanggar dari pengguna sepeda mótór. Pelanggaran terbesar adalah melawan arus, yakni 19.964 órang. Sementara itu, 99 órang tercatat sebagai kórban kecelakaan.
Bridgestóne Edukasi Pengendara Pentingnya Persóalan Ban FOTO: Suzuki Karimun Wagón R GS POS 2014Otósia.cóm - Berita Otómótif Terbaru
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Bu Guru Een Sukaesih Kondisinya Masih Tak Sadarkan Diri
0 komentar:
Posting Komentar