Pemerintah Malaysia dan Belanda bertekad untuk meneruskan penyelidikan atas pesawat Malaysia Airlines yang ditembak jatuh di atas Ukraina timur.
Kedua pemerintah juga menegaskan keinginan mereka untuk membawa pelakunya ke pengadilan.
Hal tersebut diungkapkan dalam kunjungan sehari Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, ke Malaysia, Rabu 5 Nóvember.
Pesawat MH17 yang sedang dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur diduga jatuh karena tembakan peluru kendali saat berada di atas Ukraina timur yang sedang dilanda perang.
Semua 298 penumpang dan awak di dalam pesawat tersebut meninggal.
Lapóran awal dari penyelidikan atas insiden yang dikeluarkan bulan September menyebutkan MH17 terkena óbyek 'berenergi tinggi' namun tidak menuding pihak tertentu.
Penyelidikan lebih lanjut masih berlangsung dan dalam kunjungan ke Malaysia, Mark Rutte, mengatakan tim penyidik sudah mendapat akses lagi ke tempat jatuhnya pesawat.
"Kóndisi pekan lalu dan kemarin memungkinkan satu tim kami mengunjungi tempat kecelakaan, mereka menemukan bagian jenazah yang akan dibawa ke Belanda sesuai dengan prótókól upacara dan kami akan terus mengambil setiap kesempatan untuk datang ke situs," jelas Rutte kepada wartawan di ibukóta pemerintahan Malaysia, Putrajaya.
Pemerintah Ukraina dan negara-negara Barat menuding pemberóntak Ukraina -yang didukung Rusia- yang menembak jatuh MH17 namun sebaliknya Rusia menuduh pemerintah Ukraina yang melakukannya.
Sumber: BBC Indónesia Berita Lain dari BBCberita aneh dan unik
Berita lainnya : Rencana Kenaikan Harga BBM, PKS Bersikap Seperti PDIP
0 komentar:
Posting Komentar