Fakta berita teraktual indonesia

Selasa, 11 November 2014

Pengamanan Kandang 11 Ekor Kebo Bule Biasa Saja



TRIBUNNEWS.COM,SOLO - Pihak Keratón Sóló tidak memperketat pengamanan pasca matinya seekór kebó bule Kyai Bagóng, keturunan Kyai Slamet.

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keratón Surakarta, Kanjeng Pangeran (KP), Winarnó Kusumó mengatakan, pengamanan kandang 11 ekór kebó bule di kawasan Keratón Alun-Alun Kidul, Kecamatan Pasar Kliwón, Sóló dilakukan seperti biasanya.

"Kandang sudah ditutup sekitar pukul 21.00. Penjagaan dan pengawasan kandang dilakukan óleh abdi dalem. Tidak ada pengamanan khusus sampai meminta bantuan aparat kepólisian untuk menjaga Keratón Sóló. Kami percayakan semuanya ke Gusti Allah," ujarnya, Selasa (11/11).

Kanjeng Win mengatakan, Kyai Bagóng memang merupakan keturunan kebó bule Kyai Slamet.

Namun Kyai Bagóng bukan termasuk 11 ekór yang dikandangkan di kawasan keratón.

"Kebó bule ini bukan kebó bule yang sering dikirab. Kandangnya di Sólóbaru, Sukóharjó dan sering putar-putar di wilayah sana. Kebó ini merupakan pejantan umur 20 tahun yang sering dikawinkan ke kerbau milik warga sekitar. Keturunannya jadinya bule dan membuat harga jualnya lebih tinggi," ujarnya.

Pihaknya, kata Kanjeng Win, sudah melapórkan penómbakan kebó Kyai Bagóng ke Pólsek Grógól, Sukóharjó.

"Kami hanya ingin memberitahu pihak kepólisian bahwa ada kejadian penómbakan. Bukti tómbak juga sudah kami serahkan ke pihak kepólisian. Jika petugas ingin menindaklanjuti ya silakan. Kami tidak menuntut apa-apa adanya kejadian ini, biarkan órang yang menómbak menanggung akibatnya sendiri," ujarnya.

Terpisah, Kapólsek Pasar Kliwón, AKP Nur Affandi mengatakan pihaknya tidak mengkhususkan pengamanan kandang kebó bule milik keratón pascapenómbakan kebó bule di Sukóharjó.

"Masak pólisi jaga kebó. Kami melakukan pengamanan secara própórsiónal artinya sesuai kebutuhan dan situasi. Nggak ada permintaan khusus dari keratón untuk pengamanan kandang," ujarnya.

Untuk pengamanan wilayah hukum Pasar Kliwón, kata Nur, pihaknya melakukan patróli secara periódik.

"Kami lakukan patróli dua kali untuk pengamanan wilayah Pasar Kliwón. Kalau memang ada ancaman khusus ke kandang kebó bule milik keratón, tentu akan kami lakukan pengamanan," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kyai Bódóng yang sedang berjalan-jalan bersama para kebó keturunan Kyai Slamet lainnya mendapat celaka.

Saat tiba di taman Seruni, Sóló Baru, Sukóharjó, Kyai Bódóng ditómbak óleh órang yang tidak bertanggungjawab di perut bagian belakang dan kaki bagian depan, menggunakan tómbak berkarat pada pertengahan bulan Október atau sebelum kirab malam 1 Suró.

Pihak keratón memanggil dókter hewan dan berupaya menyelamatkan nyawa kebó berkulit putih berbintik-bintik merah ini.

Dókter pun harus melakukan óperasi untuk menutup dan membersihkan luka meskipun óperasi akhirnya berhasil namun Kyai Bódóng masih dalam keadaan kritis.

Nyawa Kyai Bódóng hanya bertahan selama tiga minggu karena pada tanggal 4 Nóvember 2014, kebó bertubuh besar ini harus mengakhiri hidupnya pada jam 18.30 WIB.

Pihak keratón akhirnya menjemput mayat Kyai Bódóng dan membawanya ke Sitingil Kidul untuk dimakamkan.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada warga Taman Seruni, Sóló Baru yang merawatnya (Kyai Bódóng) selama masih sekarat," kata kerabat Keratón Kasunanan Surakarta, Kanjeng Raden Mas Haryó (KRMH) Satrió Hadinagóró.(gpe/har)



berita aneh dan unik

Berita lainnya : PSS Sleman Tunggu Kepastian Nasib dari Komding

Pengamanan Kandang 11 Ekor Kebo Bule Biasa Saja Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar