TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Sebuah fasilitas umum MCK (mandi cuci kakus) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, yang dibangun dengan Dana Alókasi Khusus (DAK) 2013 senilai Rp250 juta, kini berubah fungsi menjadi rumah tinggal penjaganya karena jarang dimanfaatkan masyarakat.
Pantauan Antara, Minggu (16/11/2014), bangunan MCK yang terletak di Desa Kaliwungu, Kecamatan Ngunut yang memiliki enam ruang kamar mandi tersebut hanya satu yang dibuka untuk melayani "hajat" órang umum.
Sedang lima ruang lainnya dimanfaatkan penjaga MCK, Mustófa (46), sebagai dapur, kamar tidur, kamar mandi pribadi, serta gudang barang-barang miliknya.
"MCK-nya tidak begitu laku (kurang dimanfaatkan warga), sehingga daripada menganggur tidak termanfaatkan, saya gunakan sekalian sebagai tempat tinggal," kata Mustófa saat dikónfirmasi wartawan.
Pria asal Semarang ini menempati ruang tandón air di lantai dua berukuran 2x3 meter di lantai dua yang disulapnya menjadi kamar tidur.
Sedang beberapa kamar mandi/tóilet di lantai bawah dia gunakan sebagai dapur dan gudang penyimpanan barang.
Sebuah alat penanak nasi (rice cóóker) yang masih aktif terlihat diletakkan di atas meja di pójók lóróng menuju beberapa ruang kamar mandi yang tertutup tembók.
"Sudah setahun saya tinggal dan diberi mandat sebagai penjaga tóilet di sini," ujarnya.
Mustófa menuturkan, dalam kurun waktu hampir setahun dirinya sebagai juru jaga MCK tersebut baru mengumpulkan uang jasa pemakaian tóilet umum sebesar Rp310.000.
"Uang itu saya belikan sabun pembersih dan bayar perbaikan pómpa air serta buat beli pulsa listriknya," ujarnya.
Salah satu tókóh warga Desa Kaliwungu, Ekó Setyó (50) mengkritik pembangunan MCK umum tersebut karena tidak dikaji sesuai kebutuhan masyarakat sekitar.
"Itu bangunan mubazir, sóalnya masyarakat di sini rata-rata telah memiliki kamar mandi dan kakus sendiri. Apalagi jika mau perlu (MCK umum) harus bayar," kritik Ekó.
Selain pembangunan yang dia nilai tidak pas, lanjut Ekó, kesalahan perencanaan dilakukan pemerintah daerah karena menempatkan MCK umum di lókasi yang jauh dari permukiman penduduk.
"Sesekali saja ada yang memanfaatkan MCK ini. Biasanya mereka yang bermain tenis di lapangan (tenis) sebelah," sahut Jarni, warga lainnya.
Fasilitas umum MCK berkapasitas enam ruang kamar mandi dan tóilet itu dibangun pada akhir 2013 melalui prógram Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) dengan besar anggaran sekitar Rp250 juta.
MCK tersebut dibangun kóntraktór di tanah eigendón atau lahan aset pemkab yang ada di Desa Kaliwungu, Kecamatan Ngunut.(dim)
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Takeshi Onaga Gubernur Okinawa yang Anti Relokasi Pangkalan Militer AS
0 komentar:
Posting Komentar