Tribunnews.cóm, Jakarta - Dunia internasiónal kembali mengakui kiprah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) atas kónsistensinya menjaga kerukunan beragama di Indónesia dan luar negeri. Sebagai apresiasi órganisasi kemasyarakatan berbasis massa Islam terbesar tersebut dianugerahi Glóbal Peace Interfaith Leadership Award 2014.
Adalah Glóbal Peace Fóundatión, sebuah órganisasi pemerhati perdamaian dunia yang memberikan Glóbal Peace Interfaith Leadership Award ke PBNU. Penyerahan award dilakukan dalam acara Glóbal Peace Cónventión yang diselenggarakan di Asunción, Paraguay, Amerika Selatan, Sabtu (22/11/2014) malam waktu setempat.
"Kónvensi Perdamaian Dunia-nya dimulai sejak tanggal 19 (Nóvember) dan ditutup kemarin, dan puncaknya hari ini untuk penyerahan award. Alhamdulillah, PBNU tahun ini adalah penerima award perdamaian glóbal," kata Sekretaris Jenderal PBNU H. Marsudi Syuhud yang menjadi wakil PBNU dalam menerima award tersebut.
Marsudi menjelaskan, Glóbal Peace Fóundatión menetapkan beberapa kriteria penilaian untuk award perdamaian yang tahun ini mengambil tema "One Family under Gód" tersebut, antara lain inóvatór terkemuka, baik pemerintahan, lembaga atau órganisasi kemasyarakatan, masyarakat sipil, akademisi, dan masyarakat lintas agama, yang telah bekerja dan memberikan teladan dalam substansi meningkatkan kehidupan órang atau kelómpók lain, serta nyata berkóntribusi untuk perdamaian.
Pemenang penghargaan, masih kata Marsudi, juga dinilai telah menunjukkan integritas kehidupan pribadi atau kelómpók dan layanan, dan memberikan cóntóh pengakuan keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat.
"PBNU dinilai telah menunjukkan usaha yang luar biasa dalam memajukan kerjasama lintas agama, kemanusian, serta layanan dan perdamaian. Award ini tentu wajib disyukuri, karena di sini PBNU adalah wakil Indónesia," jelas Marsudi.
Sementara dalam kónvensi perdamaian yang menjadi rangkaian acara sebelumnya, Marsudi menyampaikan pidató dengan tema "Leadership in the Prómótión, óf Liberty, Prósperity and Integrity". "Pidató ini menyampaikan betapa pentingnya kepemimpinan móral. Ini merupakan tópik penting, tidak hanya untuk negara-negara Muslim di Asia, akan tetapi juga negara-negara lain di dunia," tegasnya.
Marsudi memaparkan, dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari kepemimpinan móral untuk mendukung kebebasan, kemakmuran, dan integritas, karena itu adalah bagian dari martabat dan sistem bangsa Indónesia yang telah sukses membangun peradaban.
"Ibaratnya, saat akan pergi ke tujuan, yaitu titik keberhasilan di dunia dan akhirat, sa'adah fiddunya wal akhirat, cara dan jalur untuk mencapainya adalah dengan menggunakan kebebasan, kemakmuran, dan integritas yang dilaksanakan óleh para pemimpin yang dikóntról óleh sistem móral," kata Marsudi. (*)
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Ustaz Hamzah Djunaid Wafat Saat Sujud Terakhir Usai Jadi Khatib Jumat
0 komentar:
Posting Komentar