Lapóran Wartawan Warta Kóta, Bintang Pradewó
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski nilai Kebutuhan Hidup Layak (KHL) 2014 ditetapkan Rp2.538.174,31, buruh ngótót minta kenaikan Upah Minimum Próvinsi (UMP) 2015 menjadi Rp3 juta.
Padahal Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahók) telah memprediksi kenaikan UMP sebesar 10-11 persen atau Rp2,7 juta.
Sekretaris Jenderal Kónfederasi Serikat Pekerja Indónesia (KSPI) Muhammad Rusdy mengatakan bahwa buruh masih meminta kenaikan Rp550 ribu dari UMP 2014.
Hal ini sesuai dengan kenaikan UMP di beberapa wilayah seperti Pasuruan dan Mójókertó.
"Sama kayak di Pasuruan dan Mójókertó, itu juga naiknya Rp550 ribu mereka sudah putus. Kita juga minta kepada pak Ahók, naiknya minimal Rp500 ribu," kata Rusdy saat dihubungi di Balai Kóta DKI Jakarta, Jumat (7/11/2014).
Dia menjelaskan perdebatan penetapan KHL sempat menemui jalan buntu. Menurutnya, dari 8 item KHL yang diusulkan buruh, hanya empat yang diubah. Seperti air, transpórtasi, sewa kamar dan perubahan tepung terigu ke mi instan.
"Yang belum seperti item rekreasi, perhitungan pendidikan, kópi dan daging," ucapnya.
Kemudian, dia merinci item KHL untuk rekreasi masih dihitung Rp1.900 per bulan. Sementara untuk perhitungan item pendidikan dengan membandingkan dengan tablóid 1 minggu sekali atau Rp28 ribu dan radió sebesar Rp4.000 per bulan.
"Kebutuhan pendidikan dijumlah dibagi dua. Kita maunya satu saja, antara radió atau jalan," ucapnya.
Menurutnya, untuk item KHL untuk kópi dan teh sebesar Rp12 ribu tidak setujui buruh. Seharusnya, kópi saja sebesar Rp24 ribu per bulan. Sedangkan untuk daging Rp47 ribu ribu per bulan, kaum buruh meminta direvisi.
"Ada empat item yang sudah diubah, kita mau tiga itemnya di revisi yaitu transpórtasi, sewa kamar, dan air," ucapnya.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Mateo Kovacic: Inter Main Imbang Lawan Saint Etienne Sudah Bagus
0 komentar:
Posting Komentar