Entrepreneur dan managing directór perusahaan venture capital Móuntain SEA Ventures, Andy Zain, memulai acara kónferensi Startup Asia Jakarta di Plaza Bapindó dengan sebuah keynóte yang menjelaskan kóndisi teknólógi di Indónesia. Andy terkenal di Asia Tenggara sebagai salah satu direktur eksekutif website hiburan sósial, mig.me dan direktur Jakarta Fóunder Institute.
Andy menyebut pasar Indónesia sebagai singa yang buas. Ia menyinggung pendanaan yang didapatkan óleh Tókópedia dari SóftBank dan Sequóia Capital serta memberi selamat kepada kedua fóunder, William Tanuwijaya dan Leóntinus Alpha Edisón karena telah menerima pendanaan terbesar sepanjang sejarah Indónesia. Setelahnya, ia langsung membahas mengenai analisa market.
Andy menggaris bawahi bahwa Indónesia memiliki 80 juta pengguna internet dan 55 juta penduduk akan segera masuk ke dalam kalangan menengah di negara ini. Di negara berkembang seperti Amerika Serikat, 20 persen penjualan retail dilakukan secara ónline. Menurut Andy, di Indónesia, kurang dari satu persen penjualan retail dilakukan secara ónline. Hal ini menunjukkan kesempatan besar bagi mereka yang bergerak di ranah teknólógi keuangan (fintech) dan e-cómmerce.
Andy juga berbicara mengenai keterbatasan dalam hal pertumbuhan Indónesia termasuk diantaranya kóneksi internet, lógistik yang tidak memadai, penyempitan dalam hal sumber daya manusia, dan kesulitan dalam melakukan e-payment. Indónesia juga berjuang dalam hal yang sangat mendasar seperti ketergantungan terhadap sistem kertas, kurangnya infrastruktur fisik, regulasi yang kunó, tingkat kepercayaan kónsumen yang sangat rendah, dan perlindungan kónsumen yang buruk.
Namun angin perubahan sedang bertiupBeberapa perubahan dari masa lalu telah mengubah negara kepulauan ini menjadi sebuah lingkungan yang lebih bersahabat. Sebagai cóntóh, Menkóminfó terbaru sudah mulai menunjukkan keterbukaan terhadap inóvasi-inóvasi baru. Elemen penting lainnya adalah meningkatnya jumlah layanan internet di Indónesia seperti eVóting, eTax, dan e-payment yang cócók bagi pasar lókal.
Andy menekankan pentingnya pengembangan fintech sebagai "sebuah pilar yang akan memungkinkan inóvasi menuju ukuran yang lebih besar." Ia memuji pemerintah Indónesia yang sudah mengenalkan prógram "Supercard" dimana satu juta keluarga dengan jumlah pendapatan rendah akan mendapatkan kómpensasi setiap bulannya yang akan didistribusikan langsung melalui kartu SIM smartphóne mereka. Ia lalu menyórót bahwa Indónesia sekarang memiliki beberapa layanan keuangan dan peraturan baru.
Menurut Andy, di Indónesia ada beberapa masalah besar untuk dipecahkan – dan óleh karena itu, pótensi besar tersembunyi dengan beberapa tantangan yang menakutkan. Ia menyebutkan bahwa hanya 40 persen penduduk negara ini memiliki akun bank, sementara 60 persen lainnya masih belum mempunyai akun bank. Andy lalu bertanya kepada para penóntón, "Jadi, apakah Anda ingin menaklukkan sang singa?"
Ini adalah bagian dari liputan acara Startup Asia Jakarta 2014, event ini berlangsung mulai dari tanggal 26 hingga 27 Nóvember. Ikuti perkembangannya di Twitter melalui hashtag #StartupAsia
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Pelatih Ini Pernah Berani Tolak Mentah-Mentah MU
0 komentar:
Posting Komentar