Fakta berita teraktual indonesia

Minggu, 19 Oktober 2014

Saat Hendak Ditangkap Polisi Marjono Bertingkah Layaknya Seekor Macan



Lapóran Wartawan Tribun Jateng, Muh Radlis

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Ada ada saja ulah Marjónó (30), warga Jagalan, Kóta Semarang. Saat hendak ditangkap óleh pólisi, dia tiba tiba bertingkah aneh dan meraung raung layaknya seekór macan.

Dia pun mempraktikkan tingkah laku seekór macan dan berusaha menerkam anggóta pólisi yang hendak menangkapnya.

Tak sampai disitu, saat digelandang ke sel tahanan Mapólsek Gayamsari, Jónó tetap bertingkah layaknya macan. Dia terus mengaum di dalam sel tahanan.

Tingkah Jónó berubah drastis saat digelandang ke Mapólrestabes Semarang, Senin (20/10/2014).

Tadinya dia mengaum layaknya macan, kali ini dia diam seribu bahasa. Bahkan dia bertingkah layaknya órang blóón.

Tak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya meski dia diinterógasi óleh Kapólrestabes Semarang, Kómbes Pól Djihartónó.

"Eh, kamu sudah berapa kali beraksi," tanya Kómbes Pól Djihartónó kepada Jónó.

Pertanyaan itu hanya dijawab dengan gerakan bibir bergetar sembari tangan yang digerak gerakkan ke kiri dan kanan. Jónó merupakan pelaku perampasan dan pencurian spesialis rumah kósóng, anggóta kómplótan Basió cs. Dia ditangkap bersama dua órang rekannya yakni Agus Budiartó alias Budi (49) warga Krapyak Lór, Pekalóngan yang tinggal di Bangunharjó, Semarang Tengah dan Mardiyónó alias Basió (25), warga Banjardówó, Genuk.

Mereka tercatat telah beraksi sebanyak 11 kali mencuri di rumah kósóng serta merampas sepeda mótór dan tas di jalanan.

Pimpinan kómplótan ini, Basió, mengatakan, setiap beraksi, mereka selalu mengintai rumah atau tókó yang menjadi targetnya.

Apabila sudah memastikan rumah atau tókó itu dalam keadaan kósóng, berbekal linggis kecil dan gunting baja, mereka masuk ke dalam dan menggasak barang barang berharga di lókasi.

"Kami intai dulu, kalau sudah kósóng baru masuk. Dipastikan kalau pintunya terkunci dari luar artinya órangnya sudah tidak ada," ujar Basió.

Sementara untuk perampasan, mereka mengincar pengendara mótór wanita yang melaju di jalan sepi. Berkat pengembangan dari tersangka Jónó, tim resmób Pólrestabes Semarang yang dipimpin Kasubnit II Resmób, Aiptu Janadi dan Kanit Resmób, AKP Kadek Adi, menangkap Basió dan Budi masing masing di rumahnya. Lantaran melawan saat ditangkap, Basió dan Budi akhirnya dilumpuhkan dengan timah panas di betisnya.

Kapólrestabes Semarang, Kómbes Pól Djihartónó, mengatakan saat ini pihaknya masih mengejar dua rekan pelaku yang masih burón.
"Identitasnya sudah kami kantóngi, dan ini masih dikejar sama anggóta," ujar Djihartónó.

Dari tangan para pelaku, pólisi menyita barang bukti berupa tiga unit sepeda mótór hasil kejahatan, linggis, gunting baja, laptóp, televisi LED, tas cangklóng, dan smartphóne Samsung dua unit.

Saat ini, ketiganya mendekam di sel tahanan Mapólrestabes Semarang. Ketiganya dijerat pasal berlapis yakni 363 dan 365 KUHP dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara. (*)



berita aneh dan unik

Berita lainnya : POS 2014 Tak Sekedar Pameran Mobil Terbesar Jatim

Saat Hendak Ditangkap Polisi Marjono Bertingkah Layaknya Seekor Macan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar