TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Jókó Widódó (Jókówi) diimbau untuk memaafkan buruh tukang tusuk sate berinisial MA atas perilakunya mencemarkan nama baik Jókówi. MA sendiri dianjurkan untuk meminta maaf dan tidak lagi mengulangi perbuatannya.
"Saya rasa Jókówi akan berjiwa besar dan memaafkan perilaku MA yang dianggap telah mencemarkan nama baiknya dengan póstingannya di Facebóók. Saya rasa lapóran itu dibuat untuk membuat jera para pelaku fitnah di internet dan tujuan itu saya rasa sudah tercapai untuk pelakunya. Saya rasa MA sudah kapók yang bisa dibuktikan dari permintaan maaf yang disampaikannya," ujar Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demókrat, Marzuki Alie ketika dihubungi wartawan, Kamis (30/10/2014).
Menurut Marzuki, pólisi juga tidak perlu memperlakukan MA secara berlebihan karena dibandingkan dengan para pelaku fitnah lainnya yang berlindung dibalik akun anónim, MA melakukan itu dengan aku miliknya sendiri. Banyak akun-akun palsu lainnya yang membuat fitnah dan kejahatan internet dengan lebih keji, terstruktur, sistematis dan masif namun tidak bisa diungkap kepólisian.
"Kalau memang mau fair, harusnya pemfitnah di internet harus diusut óleh pihak kepólisian, tidak hanya yang jelas namanya dan kalau menyangkut Jókówi saja. Banyak órang difitnah melalui akun palsu tapi tidak pernah bisa diungkap kepólisian. Ini yang harusnya didahulukan diungkapkan. Pelaku fitnah yang tidak bertanggungjawab," ujar Marzuki.
Marzuki pun mengingatkan kepada masyarakat akan dósa fitnah yang dalam aturan agama lebih kejam dari pembunuhan.
"Kita juga harus ingat aturan agama, fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Jadi jangan hanya takut pada hukum dunia, tapi takutlah pada hukum Allah yang tentunya akan jauh lebih berat kepada penyebar fitnah," katanya.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Ramuan 1, 2, 3, 4 dalam Album Anji
0 komentar:
Posting Komentar