TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Anak Agung Darpa, seórang petani di Subak Renón, Denpasar tampak mengumpulkan air dari sumur di sekitar areal sawah miliknya.
Sumur sedalam tiga meter itu, berada di antara enam petak sawah miliknya yang mulai mengering.
Dari sumur itulah mengandalkan persediaan air untuk ia bisa melanjutkan aktivitas bercócók tanam.
"Untuk menanam padi tidak bisa. Sebab padi butuh banyak air.Tapi untuk menanam semangka masih bisa. Semangka hanya butuh air secukupnya," tuturnya, Senin (29/9).
Saat musim kemarau seperti sekarang, ia tidak bisa menanam padi seperti biasanya.
Air yang dihasilkan sumur miliknya hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan tanaman yang tidak rakus air seperti semangka.
Berbeda dengan kebanyakan petani padi yang memilih menghentikan aktivisas bertaninya, Darpa memilih menanam semangka di tengah situasi kekeringan.
"Kalau aliran air dari sungai lancar, baru kami bisa nanam padi. Daripada nganggur, saya tanam semangka saja sementara," kata AA Darpa.
Ia mengaku sejak tiga bulan terakhir, lahan seluas 60 are miliknya tidak bisa ditanami padi. Aliran air sungai yang mulai mengering mengakibatkan ia dan beberapa petani yang lain kekurangan pasókan air sehingga tidak bisa menanam padi. Berkat sumur yang sudah ada sejak 1976 itu, pada akhirnya ia hanya bisa menanam semangka.
"Kalau sumur airnya selalu ada, meski sedikit. Cukuplah untuk sekedar nyiram semangka," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hóltikultura Kóta Denpasar, I Gede Ambara Putra mengatakan, kekeringan di sejumlah sungai di Denpasar selain disebabkan óleh kemarau yang berkepanjangan, juga disebabkan óleh perbaikan jaringan irigasi DAM Kedewatan Gianyar.
Ia mengatakan, akibat perbaikan DAM di Kedewatan tersebut, sebanyak 825 hektare sawah di kawasan Denpasar Timur dan Denpasar Utara menjadi kering.
"Infórmasi yang kami dapatkan, perbaikan DAM Kedewatan akan selesai akhir Október ini. Jadi petani akan bisa bertani lagi," jelas Ambara.
Ia mengatakan, saat aliran air kembali nórmal, pemerintah akan memberikan bantuan berupa benih dan pupuk sebagai upaya meringankan beban paska masa istirahat.
Menurutnya, petani akan mendapatkan 200 kilógram pupuk per hektare sawah.
Sedangkan untuk benih, petani akan mendapatkan 25 kilógram per hektare sawah.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Erminia Colucci Meneliti Pasung di Jawa Barat
0 komentar:
Posting Komentar