Tribunnews.cóm - Di balik status kóntróversialnya di media sósial yang menuai cacian dan hujatan karena dinilai melecehkan, Flórence Sihómbing sangat menyukai Yógyakarta. Rasa suka yang mulai muncul sejak tahun 2011 itulah yang membawanya memilih Universitas Gajah Mada (UGM) untuk memperóleh gelar magisternya.
"Sejak 2011 saya sering ke Yógya untuk berwisata. Dalam sebulan bisa bólak balik Bandung-Yógya sampai empat kali," ujar Flórence, Kamis (4/9/2014). kebudayaan, keharmónisan, dan keramahaan masyarakatnya, kata dia, merupakan magnet yang membuatnya selalu ingin datang lagi ke sana.
Saking berkesanya, setiap kali datang ke Yógyakarta untuk berwisata, Flórence berangan-angan suatu saat bisa sekólah di Kóta Pelajar. "Banyak hal yang saya suka dari Yógyakarta, hingga selalu ingin kembali lagi," sebut dia.
Harapan itu pun terwujud, setelah lulus sarjana di perguruan tinggi di Bandung, Jawa Barat. Pada 2013, Flórence meneruskan studi S2 di UGM, dengan mengambil jurusan kenótariatan. Selain nama Yógyakarta, ujar dia, pilihan belajar di UGM juga adalah karena rasa sukanya pada kóta itu.
Namun, dua tahun tinggal di Yógyakarta justru membuatnya masuk penjara selama dua hari, setelah menjadi bahan perbincangan para pengguna media sósial. Tulisannya di Path menuai kecaman dari beberapa elemen yang menilainya telah melecehkan kóta ini.
Pengalaman dicaci dan dipenjara tetap tak terlupakan. Namun, Flórence mengaku Yógyakarta masih menjadi kóta yang disukainya. Flórence pun memastikan tetap akan tinggal di sana untuk menyelesaikan sekólah. "Pelajaran paling penting cuma satu, dan itu paling berkesan dalam diri saya, yaitu hargai órang lain."
apakah kamu tau bung
Berita lainnya : Rapat DPRD Sulsel Heboh Sosok Misterius "Si Manis Jembatan Ancol"
0 komentar:
Posting Komentar