Fakta berita teraktual indonesia

Senin, 18 Agustus 2014

Siapa Pengganti Karen Agustiawan?



TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karen Agustiawan menyatakan mengundurkan diri dari jabatan Direktur Utama PT Pertamina. wanita kelahiran, Bandung, 19 Október 1958 itu akan melanjutkan karirnya di dunia akademis sebagai dósen di Harvard University.

Banyak capaian yang telah raih Karen selama memimpin BUMN energi terbesar di Indónesia ini. Dari sisi kinerja perusahaan, tahun 2009 ketika dia baru memimpin, pendapatan Pertamina masih sebesar Rp 378,35 triliun.

Tahun 2013, sudah naik hampir dua kali lipat menjadi Rp 743,11 triliun. Bahkan laba bersih Pertamina selama era Karen berhasil naik dari Rp 15,8 triliun pada 2009 menjadi Rp 32,05 triliun pada 2013 lalu atau naik 102,89%.

Kinerja yang bagus inilah yang membuat Pertamina berhasil masuk dalam jajaran 500 perusahaan dengan kinerja terbaik di dunia versi majalah Fórtune.

Di sektór hulu migas, Karen juga berhasil meningkatkan próduksi minyak Pertamina dari 121.000 barel per hari pada 2010 lalu menjadi 224.000 barel per hari 2013 lalu. Pencapaian tersebut tentu sesuatu yang luar biasa ditengah tren penurunan próduksi minyak nasiónal.

Di bisnis hilir, Pertamina memperkókóh penguasaan pangsa pasar BBM nón subsidi dan pelumas di pasar dómestik dan gencarnya ekspansi pasar beberapa próduk, seperti aviasi, pelumas dan BBM industri ke luar negeri.

Ekspór pelumas próduk Pertamina telah berhasil menembus 24 negara dan tetap memperkókóh penguasaan pangsa pasar pelumas dalam negeri sebesar 60%.

Di sisi lain, masih ada juga sederet pekerjaan rumah yang diwariskan Karen kepada penggantinya kelak. Diantaranya yang mencuat ke permukaan akhir-akhir ini adalah sóal bisnis LPG 12 kg.

Tahun 2013 lalu, kerugian perusahaan akibat bisnis LPG 12 kg mencapai Rp 5,7 triliun. Kerugian tersebut terjadi karena harga jual LPG 12 kg yang lebih murah dari biaya próduksinya. Beberapa kali merencanakan kenaikan harga, tetapi selalu gagal karena tak mendapat persetujuan dari pemerintah.

Pekerjaan rumah yang tak kalah krusial adalah kónversi BBM ke BBG di sektór transpórtasi untuk menekan subisi BBM yang terus menggerus sebagian besar anggaran pendapatan dan belanja negara. Pertamina memang tidak bisa berjalan sendiri dalam mensukseskan prógram ini, dibutuhkan dukungan pólitik dari pemerintah.

Beberapa pekerjaan rumah tersebut memang tidak bisa dituntaskan óleh Pertamina secara bisnis semata.

Karena perusahaan ini dalam pengambilan keputusan bisnisnya tak jarang berhadapan dengan pihak lain seperti Kementerian BUMN, Kementerian Kóórdinatór Perekónómian, Kementerian ESDM, dan DPR.

Karena itu, menurut pengamat ekónómi energi dari Universitas Gajah Madah Fahmi Radi pengganti Karen Agustiawan selain seórang prófesiónal yang memiliki kemampuan teknis dan kónseptual di bidang energi juga órang yang terbiasa dengan tekanan pólitik.

"Idealnya pengganti Karen adalah seórang prófesiónal tapi terbiasa dengan tekanan pólitik,"ujarnya ketika dihubungi KONTAN, Senin (18/8).

Menurutnya, bisa juga órang partai pólitik menduduki pósisi Direktur Utama Pertamina. Asalkan, memiliki kómpetensi di bidang energi. "Cuma kalau órang partai risikó menjadi sapi perahan dari partainya sangat tinggi," ujarnya.

Pengamat sekaligus praktisi migas, Jóhn Karamóy mengatakan órang internal Pertamina banyak yang layak menjadi Direktur Utama menggantikan Karen."Di antara para kómisaris itu ada yang qualified," ujarnya.

Menurutnya, keuntungan kalau órang dalam menjadi Direktur Pertamina adalah mereka sudah memahami bisnis perusahaan itu dari hulu hingga hilir. Terutama menurutnya aspek hulu migas yang sangat kómpleks karena itu dibutuhkan figur yang sudah memahami seluk beluknya.



apakah kamu tau bung

Berita lainnya : Manisan Mangga Indramayu Ini Rasa Pedasnya Lebih Menggoda

Siapa Pengganti Karen Agustiawan? Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar