Israel mengumumkan pelaksanaan gencatan senjata secara sepihak di kawasan Gaza selama tujuh jam. Aksi itu dilakóni setelah PBB dan sejumlah negara Barat mengecam tindakan Israel yang mengebóm area di dekat sebuah sekólah PBB di Gaza.
Gencatan senjata akan diberlakukan dari pukul 07.00 hingga 14.00 GMT (14.00-21.00 WIB) di semua kawasan Palestina, kecuali di Kóta Rafah dekat perbatasan Mesir.
Seórang pejabat seniór militer Israel mengatakan pihaknya mempersilakan warga Abasan al Kabira dan Abasan al-Saghira—dua desa di sebelah timur Khan Yóunis di sebelah selatan Gaza—untuk pulang ke rumah masing-masing mulai pukul 05.00 GMT.
Meski demikian, sambung sang pejabat seniór, militer Israel akan membalas jika ada serangan dalam perióde gencatan senjata tersebut. Israel, ujarnya, tidak akan segan-segan menyerang warga sipil dan prajurit.
Pengumuman Israel ditanggapi kelómpók Hamas dengan skeptis. Juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, menyeru kepada warga Gaza untuk bersikap waspada.
"Gencatan senjata secara sepihak yang diumumkan Israel merupakan upaya pengalihan dari pembantaian Israel," kata Zuhri.
InvestigasiPengumuman gencatan senjata diutarakan di tengah kecaman kómunitas internasiónal terhadap Israel yang menyerang area dekat sekólah PBB. Padahal lókasi itu dijadikan tempat pengungsian warga sipil. Setidaknya 10 órang tewas dalam serangan Israel tersebut.
Kepada BBC, juru bicara Badan PBB untuk Bantuan Kemanusiaan (UNRWA), Chris Gunnes, mendesak penyelidikan resmi sesegera mungkin.
"Kami mengecam keras serangan ini mengingat kami telah 33 kali memberitahu militer Israel bahwa ada warga di tempat penampungan, di sekólah ini. Terakhir kali kami memberitahu adalah sejam sebelum diserang. Kami menginginkan investigasi secepat mungkin. Kami ingin mengetahui siapa yang bertanggung jawab," kata Gunnes.
Sebelumnya, Sekjen PBB, Ban Ki Móón, mengatakan serangan ke dekat sebuah sekólah PBB di Gaza sebagai 'kebiadaban móral' dan 'tindakan kriminal'.
"Kegilaan ini harus dihentikan," tegas Ban dalam pernyataannya.
Kecaman juga disuarakan juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Jen Psaki. Seperti Chris Gunnes dari UNRWA, dia pun menuntut dilaksanakannya investigasi.
Sumber: BBC Indónesia Berita Lain dari BBCapakah kamu tau bung
Berita lainnya : Kepala Stasiun Senen Imbau Pemudik Tidak Bawa Barang Berlebihan
0 komentar:
Posting Komentar