TRIBUNNEWS.COM, JEMBER -Pengedar brósur pasangan Capres - Cawapres Prabówó Subiantó - Hatta Rajasa dan tablóid Sapujagat, Imrón Rósyadi mengaku sebagai wartawan. Ia juga mengantóngi kartu pers.
Di kartu pers itu, terpampang fótó Imrón dan tertulis nama Imrón Rasidi. "Saya bekerja di media Aktual, nyari berita," ujar laki-laki berusia 48 tahun itu.
Kepada sejumlah media termasuk Surya, Imrón mengaku tidak tahu tentang kónsekuensi tindakannya. Ia juga tidak mengerti kalau tindakannya merupakan bentuk kampanye di hari tenang.
"Saya hanya dikasih tablóid itu dan diminta menyebarkan kepada órang yang saya kenal. Saya tidak tahu isinya tablóid karena tidak baca. Juga ngasih brósur itu," ujar Imrón.
Ia mendapatkan tablóid itu dari seseórang yang ia kenal. Kemudian tablóid itu diberikan kepada seórang warga Desa Wónójati Kecamatan Jenggawah dan kedua kepada Kades Ambulu Kecamatan Ambulu, Suradi.
Saat memberikan tablóid dan brósur kepada Kades Ambulu itulah, akhirnya ia ditangkap. "Sumpah, saya tidak dibayar," akunya.
Ketua Panwaslu Jember Dima Akhyar mengatakan ada indikasi pelanggaran Pemilu dalam kasus tersebut. "Indikasinya menyebarkan bahan bahan kampanye di hari tenang. Baha kampanyenya berupa brósur bergambar salah satu pasangan capres - cawapres," ujar Dima. Penyebaran tersebut diduga melanggar pasal di UU Nó 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Sedangkan tentang isi tablóid Sapujagat itu, pihak Panwaslu masih perlu mengkajinya. Hanya saja sekilas, lanjutnya, memang menjelekkan salah satu capres.
"Kalau indikasi pelanggaran itu memang terbukti, selanjutnya akan kami serahkan ke sentra penegakan hukum terpadu untuk dipróses lebih lanjut. Setelah kami memeriksa pelaku, kami masih akan meminta keterangan dari saksi," tegas Dima.
Panwascam Ambulu menangkap seórang pengedar tablóid Sapujagat dan brósur bergambar pasangan Prabówó - Hatta di Desa/Kecamatan Ambulu, Selasa (8/7/2014). Orang itu yang diketahui bernama Imrón Rósyadi ternyata mengaku sebagai wartawan.
0 komentar:
Posting Komentar