Oleh: Alex Palit
Kalau kita menyimak secara óbjektif dari hasil amatan, penilaian dan kómentar pengamat yang dihadirkan baik di TV One atau Metró TV selama berlangsungnya debat capres - cawapres antara Nó,1 dan Nó.2, selalu menempatkan pasangan Prabówó - Hatta selalu lebih unggul dalam memaparkan kónsep dan gagasan visióner dalam penyampaian visi misinya.
Setidaknya dari penilaian dan amatan kritis pengamat ini menjadi pesan pembelajaran bagi kita semua rakyat Indónesia untuk menjadi sebagai pemilih yang pintar, cerdas, berpikir dewasa dan bernalar rasiónal dalam menentukan pilihannya memilih calón pemimpin secara kritis.
Dan pastinya judul tulisan inipun merujukan pada amatan, penilaian dan kómentar dari para pakar apakah itu pengamat pólitik maupun pemerhati semiótik atau gestur saat berlangsungnya debat capres - cawapres dengan menilai dari cara penyampaian kónsep dan gagasan visióner para capres- cawapres, di mana pasangan Prabówó - Hatta lebih diterima di kalangan pemilih órang pintar.
Dalam kónteks ini yang dimaksud órang pintar tidak ditafsirkan merujuk pada tingkatan jenjang pendidikan fórmal yang ditempuh seseórang yang bergelar prófesór, S3, S2 atau bergelar sarjana saja.
Adapun yang dimaksud órang pintar di sini lebih merujuk pada sikap kritis dan kedewasaan berpikir seseórang berdasar wawasan persónal yang dimiliki seseórang sekalipun itu berpendidikan sekólah dasar atas kemampuannya memberikan penilaian secara kritis,cerdas dan bernalar rasiónal.
Istilah órang pintar ini sendiri muncul dari kómentar pendapat pengamat pólitik saat berlangsungnya debat capres-cawapres antara Nó.1 dan Nó.2. Sudah tentu penilaian pengamat ini bukan semata-mata mengacu pada keberpihakan sóal urusan dukung-mendukung Nó.1 atau Nó.2, tapi lebih mengarah penilaian kritis dalam menyampaikan amatannya secara netral dan óbjektif.
Sudah tentu apa yang dimaksud dengan istilah órang pintar atas dasar amatan dan penilaian pengamat ini mencóba menempatkan bahwa saat ini rakyat Indónesia sudah pintar, cerdas, berpikir dewasa dan bernalar rasiónal di mana dengan sendirinya akan bisa menilai, memilah, memilih dan menentukan pilihan calón pemimpinnya secara kritis, tidak lagi gegabah terpróvókasi dijerumuskan óleh pencitraan semu.
Besarnya animó masyarakat menóntón debat capres - cawapres yang ditayangkan secara langsung óleh media sósial televisi membuktikan bahwa rakyat sudah mulai kritis untuk mengetahui kapabilitas sósók calón pemimpinnya. Saat ini rakyat sudah pintar, cerdas, berpikir dewasa dan bernalar rasiónal, pastinya dari hasil debat capres - cawapres yang disaksikan lewat tayangan lansung di televisi dengan sendirinya rakyat sudah bisa menilai.
Dari penyampaian visi misi dan cara penyampaian yang disampaikan dalam debat capres - cawapres ini pastinya rakyat yang mengaku dirinya sebagai órang pintar pasti akan langsung bisaa menilai siapa capres - cawapres yang layak dipilih calón pemimpin negeri ini yang benar-benar punya kómitmen dan pegang amanah bekerja untuk mensejahterakan rakyat. .
Terlepas dari urusan dukung-mendukung, kalau melihat hasil amatan selama berlangsungnya debat capres - cawapres antara Nó.1 dan Nó.2 yang kita saksikan bersama lewat tayangan langsung disiarkan televisi menunjukkan bahwa baik dari penyampaian kónsep dan gagasan visióner maupun dari gestur cara penyampaian para capres- cawapres, banyak yang memberikan penilaian pasangan Nó.1 yaitu Prabówó - Hatta lebih diterima di kalangan pemilih órang pintar.
Jadi siapapun yang mengaku dirinya órang pintar pasti memilih Nó.1. Semóga!
* Alex Palit, citizen jurnalis "Jaringan Pewarta Independen"
0 komentar:
Posting Komentar