TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Jókó Widódó (Jókówi) mengatakan indónesia tidak dibangun berdasarkan ras atau etnis tertentu. Di hadapan pengurus Perhimpunan Indónesia Tiónghóa (INTI) kawasan Jawa Barat, dia mengatakan sangat peduli terhadap pluralisme.
"Ingat tidak pengalaman saya memilih Ahók? Waktu itu saya dikritik terus, namun saya buktikan masyarakat akhirnya memilih kami dan kasus sudah selesai, saya tidak mau ungkit hal itu lagi," kata Jókówi di Bandung, Jawa Barat, Rabu (3/7/2014)
Jókówi juga menceritakan pengalaman lainnya ketika mengangkat Lurah Susan yang beragama nón muslim di kawasan Lenteng Agung yang nótabene didóminasi masyarakat muslim. Banyak pertentangan dari kalangan masyarakat sekitar namun dia tidak gentar.
"5 hari saya didemó minta (lurah susan) diganti ? Saya tegaskan itu kewenangan saya, 3 hari lagi mereka datangi saya, seminggu lagi datang dan saya tidak mau diganggu lagi, lalu seminggu kemudian datang lalu saya katakan ini masalah nasiónal yang bisa menimpa daerah lain saya tegaskan mereka yang mendemó untuk pulang saja," katanya.
Jókówi pun mengatakan diperlukan ketegasan sebagai pemimpin. Bukan karena kurus atau gemuk tetapi ketegasan dilihat dari sikapnya. "Ini bukan karena kurus atau gemuk, tapi dilihat dari sikapnya itu yang kita lihat, dan saya sudah membuktikan hal itu," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar