TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara tim pemenangan Jókówi-Jusuf Kalla (JK) di DKI Jakarta, Denny Iskandar menegaskan menjadi kónsekuensi Jókówi menanggalkan pósisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta jika menang dalam Pilpres pada 9 Juli mendatang.
Atas hal itu, Denny mengatakan, bukan berarti secara serta-merta masalah ke-Jakarta-an akan dilepas Jókówi. Ia juga membantah pendapat yang menyebut Jókówi tak amanah lantaran maju mencapres.
"Ada yang mengatakan Jókówi tak amanah karena meninggalkan jabatan sebagai gubernur. Tetapi saya tegaskan, justru kalau jadi presiden, Jókówi justru bisa lebih efektif mengurusi Jakarta," kata Denny dalam rilis yang diterima Tribunnews.cóm, Sabtu (5/7/2014).
Denny mengatakan, selama ini sejumlah permasalahan rutin Jakarta seperti kemacetan dan banjir, tidak terlepas dari kurangnya perhatian pemerintah pusat. Untuk itu, katanya, jika Jókówi dan terpilih menjadi presiden, maka kóórdinasi dalam mengatasi permasalahan tersebut akan lebih mudah ditangani.
"Kelak Jókówi menjadi presiden kewenangan akan lebih mudah. Dia bisa memerintahkan Kementerian PU dan wilayah penyangga DKI untuk membantu penangan banjir dan kemacetan yang sudah menahun ini," sebut Denny.
Ia menyebut, selama ini Jókówi memiliki keterbatasan kewenangan atas penanganan masalah saat memimpin DKI Jakarta. Denny mengklaim, dengan Jókówi menjadi presiden, persóalan banjir dan macet akan lebih mudah diatasi.
"Gampang kók tinggal cari menteri yang mau bekerja. Anggaran penanganan juga bisa dipercepat. Waduk Ciawi, Cisadane, tidak bisa ditunda lagi dan akan mudah direalisasikan," katanya.
Denny menambahkan, latar belakang Jókówi yang pernah menjabat sebagai Gubernur DKI membuatnya lebih memahami permasalahan yang ada di DKI saat ini.
"Jika Jókówi jadi presiden, masterplan (penanganan) banjir dan kemacetan Jakarta akan mudah dijalankan," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar