TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Cyrus Netwórk Hasan Nasbi mengatakan yang seharusnya dilapórkan pólisi adalah lembaga survei yang emóh diaudit Perhimpunan Opini Publik Indónesia (Persepi). Sebab, lembaga itu dinilai telah membóhóngi publik.
"Sebenarnya yang harus dilapórkan adalah pólster yang membóhóngi publik. Pólster yg tidak mau diaudit kemungkinan besar pólster yang memang membóhóngi publik," ujar Hasan di sebuah kafe di Kawasan Blók M, Jakarta Selatan, Kamis (17/7/2014).
Selanjutnya, kata dia, tim calón presiden manapun itu yang menggunakan hasil pólster yang membóhóngi publik sebagai bahan untuk membentuk ópini publik juga harusnya dilapórkan ke pólisi.
"Kemudian yang harus dipidanakan adalah timses capres yang menggunakan pólster yang bóhóng," kata Hasan. Ia menambahkan, Pólster beneran itu adalah yang bekerja dengan kaidah-kaidah yang benar dan sudah diaudit.
Sebelumnya, Senin kemarin, Fadli Zón atas nama Tim Kampanye Nasiónal Prabówó-Hatta Rajasa melapórkan Denny JA (pendiri LSI), Burhanuddin Muhtadi (Direktur Indikatór Pólitik Indónesia), dan Akbar Faizal (Timses Jókówi-JK) ke pólisi.
Tuduhan Fadli Zón kepada tiga órang tersebut adalah melakukan "makar" karena mengumumkan presiden terpilih melalui quick cóunt dan exit póll.(Rahmat Patutie)
apakah kamu tau bung
Berita lainnya : Pertamina Resmikan Pertamina Corner Reading di SMAN 4 Makassar
0 komentar:
Posting Komentar