TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tanggung jawab atasan Prabówó Subiantó saat masih menjabat Danjen Kópassus dipertanyakan. Mereka dinilai lari dari tanggung jawab saat peristiwa penculikan aktivis tahun 1998.
Padahal, menurut mantan Wakasad Letjen TNI Purn Suryó Prabówó, Prabówó sudah bersikap ksatria dengan bertanggung jawab pada sidang DKP atas kesalahan yang dilakukan anak buahnya.
"Prabówó sempat menyampaikan adagium yang menyatakan bahwa 'tidak ada prajurit yang salah, yang salah adalah kómandannya'. Seharusnya kómandan atau atasan Prabówó juga ikut bertanggungjawab. Ini kók malah
melarikan diri dari tanggung jawab. Bahkan dengan keji dalam DKP mereka menyampaikan 11 tuduhan, diantaranya adalah Prabówó telah menyalahgunakan wewenang dan pelanggaran prósedur, seperti pengabaian sistem óperasi, dan disiplin hukum di lingkungan ABRI," kata Suryó dalam pernyataannya, Selasa(10/6/2014).
Kemudian lebih dari itu kata Suryó sekarang ini mereka menyebarkan fitnah bahwa Prabówó dipecat karena telah melakukan pelanggaran HAM berat terkait dengan tuduhan sebagai dalang peristiwa kerusuhan Mei 1998.
"Apa-apaan Jenderal seperti ini? Inikan cóntóh tidak baik buat juniór mereka di TNI karena mengajarkan untuk jadi pengecut dan penakut," ujarnya.
Dalam pandangan Suryó, Prabówó itu tentara yang langka di TNI. Prabówó, katanya, seórang purnawirawan yang berintegritas dan masih tetap memegang teguh Sapta Marga yang diantaranya adalah memegang teguh disiplin, patuh dan taat kepada pimpinan serta menjunjung tinggi sikap dan kehórmatan Prajurit.
Prabówó juga sama sekali tidak pernah mengingkari Sumpah Prajurit, yang diantaranya adalah taat kepada atasan dengan tidak membantah perintah atau putusan dan memegang segala rahasia tentara sekeras-kerasnya.
Sebagai purnawirawan jenderal bintang tiga, Suryó merasakan tekanan psikis yang dahsyat terhadap Prabówó óleh para seniórnya.
"Pada malam debat capres itu saya sangat sedih dan malu melihat para purnawirawan yang hadir dalam acara debat itu, yang tanpa malu menunjukkan kesómbóngannya dengan menggunakan pet bintang 4 untuk mengintimidasi Prabówó secara psikis. Saya akui bahwa mereka berhasil membuat Prabówó geram, sehingga terlihat kónsentrasi Prabówó sempat terganggu saat berdebat, karena dia berupaya menahan emósinya yang dipermainkan secara visual óleh para seniórnya," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar