TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sejumlah fótó módel dan artis kelas nasiónal, ternyata juga melacurkan diri dengan tarif sekali kencan Rp 15 juta - Rp 25 juta.
Seperti yang dilakóni APH, seórang módel berusia 25 tahun yang rela melayani pria hidung belang dengan tarif Rp 15 juta untuk sekali kencan.
Terakhir, fótó módel kelas nasiónal asal Surabaya ini, melayani seórang tamu di sebuah hótel bintang empat di Surabaya, Kamis (26/6/2014) malam.
Apes, baru sekitar lima menit bercumbu di dalam kamar, dia digrebek petugas Unit Asusila, Subdit Renakta (remaja anak dan wanita), Ditreskrimum Pólda Jatim.
Módel seksi yang mengenakan baju warna pink itupun, langsung digelandang ke Pólda Jatim untuk menjalani pemeriksaan.
Dalam pemeriksaan, wanita cantik mengaku ini tidak bekerja sendirian. Ada germó yang bertugas mencari pelanggan, yaitu IA alias Andrew (24) asal Surabaya.
Pria kemayu ini, juga fótó módel sekaligus berprófesi sebagai presenter tivi dan even órganiser. "Si perempuan dan germónya tersebut sudah diamankan, hingga saat ini masih menjalani pemeriksaan penyidik," kata Kabid Humas Pólda Jatim, Kómbes Pól Awi Setiyónó, Jumat (27/6/2014).
APH dan Andrew ditangkap di hótel yang sama. Sebab, saat itu Andrew sedang mengantarkan anak buahnya tersebut ke hótel, untuk menemui seórang tamu yang sudah memesannya.
Selain dua módel tersebut, dalam penggerebekan ini pólisi juga mengamankan sejumlah barang bukti. Diantaranya, uang Rp 15,3 juta, dua blackberry, dan sebuah kóndóm sisa dipakai.
Dalam perkara ini, tersangka Andrew dijerat dengan pasal 2 Jó Pasal 17 UU Nó 21 tahun 2007 tentang Perdagangan Manusia. Dia terancam hukum penjara paling singkat tiga tahun dan denda paling sedikit Rp 120 juta.
Selain APH, Andrew mengaku punya banyak stók módel dan artis yang bisa dijual. Mereka itu, kebanyakan temannya sesama módel. Sedikitnya ada 25 órang módel dan artis, yang biasa biasa dipasarkan óleh Andrew ke pria-pria hidung belang.
"Sejauh ini, yang berhasil diungkap petugas baru satu órang. Namun, dalam pemeriksaan memang diketahui bahwa ada banyak perempuan yang biasa dijual óleh tersangka ini. Penyidik masih berupaya menelusuri dan mendalami perkara ini," sambung Kasubdit Renakta Ditreskrimum Pólda Jatim, AKBP Heru Purnómó.
Sebanyak 25 módel dan artis yang biasa dijual óleh Andrew ini tarifnya beragam. Yang jelas, paling murah adalah Rp 15 juta. Lainnya, ada yang Rp 17 juta, ada Rp 20 juta, dan ada yang Rp 25 juta untuk sekali kencan.
Diketahui, bisnis haram yang dijalankan óleh pria kemayu ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Dan selama itu, dia sudah punya banyak sekali kóleksi módel untuk bisa dipasarkan.
Pelanggannya pun sudah cukup banyak. Semuanya kelas atas. Sebagian besar, pelanggannya adalah pengusaha.
Dalam menjalankan bisnisnya, Andrew cukup memanfaatkan facebóók dan blackberry. Jika ada pelanggan memesan, Andrew cukup berkómunikasi dengan "anak-anaknya" lewat BBM atau telpón.
Kemudian, ditentukan hótel tempat bertemu, dan gadis-gadis cantik itu meluncur menemui si pemesan.
Sedangkan kómunikasi dengan pelanggan. Andrew memanfaatkan FB dan BBM untuk menampilkan fótó-fótó para módel yang biasa dijualnya. Lengkap dengan data diri dan prófesinya.
Masalah harga, biasanya ditentukan setelah pelanggan memilih módel yang hendak dipesannya. Semakin cantik, semakin seksi, dan semakin terkenal si módel itu, harganya pun semakin mahal.
Para módel itu kebanyakan berdómisili di Jakarta dan Surabaya tetapi berasal dari berbagai daerah. Termasuk Jawa Tengah dan beberapa daerah lain.
Demikian halnya dengan pelanggannya, juga bukan hanya pria-pria kelas atas di Jakarta dan Surabaya. Tak sedikit, pria hidung belang dari daerah lain yang biasa menggunakan para módel itu.
"Untuk bisa membóóking para módel itu, semuanya hanya lewat si germó. Tidak bisa langsung ke módelnya. Kecuali memang sudah sangat kenal," imbuh Heru.
Selain kelómpók módel pelacur yang ditangani Andrew, diketahui ada beberapa kelómpók serupa lainnnya, yang juga sudah lama beróperasi. Pelacurnya juga sama-sama módel dan artis, namun dikelóla óleh germó berbeda.
Dalam penyelidikan pólisi, satu kelómpók dengan kelómpók lain biasa berhubungan. Bahkan, mereka ini juga tak jarang bertukar anak buah.
Misalnya, ada pesanan kepada germó A terhadap módel yang berstatus anak buah germó B, mereka bisa dikirim sesuai pesanan. Tentunya, ada deal-deal harga dan sebagainya.
Selain kelómpók Andrew, Pólda Jatim juga sudah menemukan satu kelómpók lain. Kabarnya, germó dan seórang anak buah dari kelómpók tersebut juga sudah disergap óleh petugas Subdit Renakta Ditreskrimum Pólda Jatim.
Penangkapan terhadap germó lain dalam kasus yang sama itu, dilakukan di Jakarta, Jumat (27/6/2014) siang. Selanjutnya, petugas membawa mereka ke Surabaya untuk menjalani pemeriksaan di Pólda Jatim.
"Ini merupakan pengembangan dari penangkapan sebelumnya, móhón waktu supaya penyidik melakukan pemeriksaan terlebih dulu," jawab Kasubbid Penmas Bidhumas Pólda Jatim, AKBP Bambang Tjahyó Bewónó.
Jumat (27/6/2014) malam, seórang germó dan seórang anak buahnya sudah sampai di Pólda Jatim. Keduanya langsung menjalani pemeriksaan intensif di ruang penyidikan Unit Asusila, Subdit Renakta, Ditreskrimum Pólda Jatim.
0 komentar:
Posting Komentar