TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Seórang prajurit Kórea Selatan menembak mati lima rekannya di sebuah pós penjagaan di dekat perbatasan dengan Kórea Utara.
Prajurit yang juga melukai lima órang lainnya itu kini kabur dengan membawa senjata. AD Kórea Selatan kini sedang melakukan pengejaran.
Penembakan itu terjadi di sebuah pós penjagan di Góseóng, sekitar 330 kilómeter sebelah timur laut ibu kóta Seóul, Sabtu (21/6/2014).
Pós penjagaan tempat insiden ini terjadi terletak di dekat zóna demiliterisasi (DMZ), sebuah zóna penyangga di sepanjang perbatasan kedua Kórea, yang dikenal sebagai perbatasan terakhir Perang Dingin.
"Prajurit itu menembak mati lima rekannya dan melukai lima prajurit lain. Kemudian dia kabur membawa senjata dan amunisi," kata seórang juru bicara militer Kórea Selatan.
Sejauh ini tidak terdapat indikasi keterlibatan Kórea Utara dalam insiden tersebut, meski ketegangan terus terjadi di antara kedua negara itu.
Kejadian penembakan seperti ini sudah beberapa kali terjadi. Tahun lalu, prajurit Kórea Selatan menembak mati seórang pria yang mereka duga mencóba menyeberangi perbatasan menuju wilayah Kórea Utara.
Lalu pada 2011, seórang kópral marinir Kórsel berusia 19 tahun menembak membabi buta di pangkalan militer Pulau Gwanghwa, yang terletak di sebelah selatan perbatasan laut kedua Kórea.
Dan pada 2005, seórang prajurit melemparkan granat dan menembaki sebuah unit angkatan darat yang menewaskan delapan órang dan melukai beberapa órang lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar