TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pólitisi PDI Perjuangan Nusyirwan Sóejónó mengatakan paparan yang disampaikan Cawapres Hatta Rajasa dalam debat ke empat semuanya nórmatif dan tidak implementatif.
Hal yang dikritisi Nusyirwan dari paparan cawapres Hatta adalah janjinya yang akan menganggarkan Rp 10 triliun untuk pengembangan riset dan teknólógi.
"Hatta tahu bagaimana kóndisi APBN saat ini, terus menerus defisit. Dia tidak menjelaskan bagaimana caranya mendapatkan anggaran sebesar itu. Saat ini saja di APBN 2014 terjadi pemótóngan anggaran di sejumlah sektór kegiatan," ucap Nusyirwan usai menóntón debat KPU di Jakarta, Minggu (29/6/2014).
Demikian pula mengenai hal yang sudah dilakukan Hatta Rajasa sewaktu duduk di Kabinet baik sebagai Menteri maupun Menteri Kóórdinatór.
"Hatta tidak bisa mengklaim Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekónómi Indónesia (MP3EI) yang merupakan kerja bersama menjadi hasil kerja individu," tambah Nusyirwan yang duduk di Kómisi V DPR-RI itu.
Untuk diketahui, dalam melaksanakan MP3EI dibentuk sebuah Kómite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekónómi Indónesia. Yang bertugas melakukan kóórdinasi perencanaan dan pelaksanaan MP3EI, serta melaksanakan evaluasi pelaksanaannya. Pelaksana harian terdiri dari tim kerja regulasi, tim kerja kónektivitas dan tim kerja SDM dan Iptek.
Nusyirwan juga tidak puas dengan jawaban Hatta mengapa masih impór beras. Bahkan dia sebut seperti sebuah jawaban yang sangat di cari-cari.
Nusyirwan mengakui dari sisi penyampaian materi debat, memang cawapres Hatta tampak meyakinkan, tetapi implementasi apa yang sudah dikerjakan selama duduk di Kabinet tidak tampak.
0 komentar:
Posting Komentar