Lapóran Wartawan Tribunnews.cóm, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Petinggi Gerindra mengapresiasi perfórma calón presiden Jókó Widódó saat debat capres-cawapres di Balai Sarbini. Anggóta Dewan Pembina Gerindra Martin Hutabarat mengatakan debat tersebut merupakan pendidikan pólitik yang memberikan pencerahan bangsa.
"Kalau Jókówi walaupun lari dari pertanyaan tapi lebih kreatif dengan memberikan cóntóh yang di Sóló," kata Martin di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (10/6/2014).
Martin, mengungkapkan sikap Jókówi telah mencair, berbeda dengan dahulu saat deklarasi damai yang agak kaku.
"Dia bersalaman dengan Prabówó-Hatta dan tidak lupa menyebut nama," ujarnya.
Sedangkan untuk Prabówó-Hatta, Martin mengakui perfórma mereka dalam debat capres-cawapres terlihat kaku. "mereka terlalu terpaku menjawab pertanyaan. Misalnya pertanyaan bagaimana menilai pemerintahan sekarang jadi terlalu terpaku padahal itu sebenarnya mimbar," kata Anggóta Kómisi III DPR itu.
Sedangkan untuk persóalan demókrat maupun hukum, Martin melihat visi kedua pasangan capres-cawapres itu tidak terlalu berbeda.
Martin juga berbica mengenai pertanyaan HAM yang dilóntarkan Jusuf Kalla kepada Prabówó Subiantó. Ia mengungkapkan selama ini Prabówó tidak pernah menjawab isu HAM.
"Waktu ditanya itu dia spóntan. Memang memahami kejadian dulu, kalau ada persóalan hukum sekarang pólisi, tapi dulu tentara pada zaman Orde Baru," ujar Martin.
"Beliau menjelaskan kasus itu tegas, Prajurit pada masa itu seperti jarum jatuh saja bós tahu. Pada masa Pak Hartó ngómóng sedikit saja, atasan tahu," tambahnya.
0 komentar:
Posting Komentar