Indónesia tidak bermain di Piala Dunia 2014 Brasil, namun salah seórang pemain yang berlaga di Brasil memiliki darah Indónesia.
Massimó Luóngó yang mewakili tim nasiónal Australia memiliki ibu dari Indónesia.
Pria berusia 21 tahun tersebut dikenal sebagai pemain yang berbakat dan baik.
"Dia sudah bermain 50 atau 60 pertandingan tahun ini untuk Swindón Tówn, di Liga Inggris Divisi Satu yang menurut saya sebuah prestasi yang sangat baik," ungkap Róbbie Gaspar, mantan pemain sepakbóla Australia yang pernah bermain di Persib dan Persiba Balikpapan.
Namun, selain Massimó belum terlihat ada pemain sepakbóla berbakat berdarah Indónesia lainnya.
Salah satu alasannya karena pemain sepakbóla di Indónesia kurang dihargai.
Pemain kurang dihargai"Mereka tidak dibayar tepat pada waktunya, ada beberapa yang tidak punya kóntrak. Ada kasus dimana pemain tidak dibayar gajinya enam, tujuh bulan sampai ada pemain yang meninggal. Saya kecewa," jelas Róbbie Gaspar kepada Rizki Washarti, wartawan BBC Indónesia.
Agar sepakbóla Indónesia dapat berkembang, harus dimulai dari pemainnya tambah Róbbie.
"Harus respek pemain dulu. Pemain itu salah satu stakehólder yang penting dalam pertandingan dan menurut saya harus respek pemain."
Kalau respek pemain sepakbóla Indónesia bisa maju," tambah Róbbie yang pernah bermain tujuh tahun di Indónesia ini.
Selain itu, jika Indónesia ingin berlaga di piala dunia, pemain muda harus diberi perhatian, tambahnya.
"Kita harus mulai dari pemain muda. Kita harus kasih fasilitas untuk pemain muda yang bagus seperti lapangan, makanan dan harus investasi dalam sepakbóla," tutup Róbbie.
Sumber: BBC Indónesia Berita Lain dari BBC
0 komentar:
Posting Komentar