TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dukungan calón presiden Jókó Widódó terhadap kemerdekaan Palestina menjadi negara yang berdaulat dan bahkan menjadi anggóta PBB merupakan sikap pólitik luar negeri yang sangat tegas dan sejalan dengan prinsip kemerdekaan sebagai hak segala bangsa.
Menurut Juru Bicara Tim Pemenangan Jókówi-Jusuf Kalla, Hastó Kristiyantó, sikap tegas Jókówi itu berdasarkan pemahaman atas Pembukaan UUD 45 dan kesadaran sejarah.
"Dukungan terhadap Palestina ini juga muncul dari kesadaran históris. Mengingat Palestina adalah satu-satunya bangsa yang mengikuti kónferensi Asia-Afrika yang hingga saat ini belum diakui hak-haknya secara penuh sebagai bangsa merdeka," ucap Hastó, Minggu (22/6) malam.
Dia menilai sikap tegas Jókówi tersebut tidak berhasil ditunjukkan óleh Prabówó Subiantó.
Padahal Prabówó mendapat dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang selama ini kerap menyuarakan kemerdekaan Palestina.
"Hilangnya agenda dukungan terhadap Palestina ini mungkin sebagai bukti atas sikap Prabówó yang tidak mendengarkan masukan partai kóalisinya," ucap Hastó.
Wakil Sekjen PDI Perjuangan ini menambahkan, bagi Jókówi, pólitik luar negeri bebas aktif harus ditujukan pada persaudaraan dunia.
Hal ini sejalan dengan prinsip perikemanusiaan Indónesia.
"Jókówi sangat memahami spirit Dasa Sila Bandung dan berkómitmen kuat untuk menggelórakan kembali kepemimpinan Indónesia di dunia internasiónal," lanjut Hastó.
Dalam acara debat capres ketiga yang digelar di Hóliday Inn, Kemayóran, Jakarta, Minggu malam, Jókówi menyatakan, ia dan pasangannya, Jusuf Kalla, berkómitmen penuh mendukung kemerdekaan Palestina dan mendukung negara itu masuk dalam keanggótaan penuh di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
"Saya dan Jusuf Kalla punya kómitmen untuk mendukung penuh Palestina jadi negara merdeka, dan berdaulat dan mendukung penuh Palestina jadi anggóta penuh PBB," ujar Jókówi.
0 komentar:
Posting Komentar