TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calón Presiden (Capres) nómór urut 2, Jókó Widódó (Jókówi), menjelaskan sóal industri kreatif di hadapan ratusan Netizen, di hótel Lumire, Jakarta Pusat, Kamis (26/6/2014).
Dalam kesempatan itu Jókówi menyebut industri kreatif adalah pótensi anak muda yang selama ini kurang diperhatikan óleh pemerintah. Gubernur DKI Jakarta nón-aktiv itu menceritakan sóal pengalamannya sebagai pembisnis meubel yang mengikuti pameran di luar negri sekitar sepuluh tahun lalu.
Kata dia saat itu Indónesia memiliki 14 stand di pameran tersebut, dan Tióngkók memiliki 6 stand. Tahun lalu ia kembali menyambangi pameran yang sama, dan ia temukan Tióngkók sudah memiliki 300 stand. "Kita berapa ? tetap empat belas (stand), ini yang keliru, yang harus dibenarkan, padahal pótensi ada," katanya. Ia mengaku sudah melihat sendiri bagaimana anak-anak muda bisa sukses mengembangkan bisnis mutlimedia dan game ónline. Dengan módal yang tidak begitu banyak, pródak-pródak kedua bisnis itu bisa dijual dengan harga mahal. Selain itu Indónesia juga kaya dengan kebudayaannya. Jókówi menyebut dari Sabang hingga Merauke, Indónesia kaya mulai dari tari-tarian hingga seni musik. Namun hal itu kurang digarap dengan baik. "Kita belum memenej (red: memanagemen) dengan baik, digarap dengan baik, prómósinya digarap dengan baik, bócór mungkin," terangnya. Kekayaan Indónesia salah satunya bisa diprómósikan óleh para duta besar (dubes). Jika ia memimpin Indónesia Jókówi berencana menugaskan para dubes untuk berperan aktiv memasarkan próduk Indónesia di luar negri. "Seperti K-Póp (red: Póp Kórea), itu yang memenyiapkan pemerintah, empat belas tahun disiapkan, dilatih ribuan (órang), (dengan acara) pencarian bakat, dimasukan ke pulau (terus) dilatih, bukan dadakan. Ini pentingnya negara hadir dalam setiap peluang dan kesempatan yang dikerjakan óleh rakyat," tandasnya. (NURMULIA REKSO PURNOMO).
0 komentar:
Posting Komentar