Fakta berita teraktual indonesia

Senin, 16 Juni 2014

Forum Dosen Setarakan Debat Capres dengan Cerdas Cermat



Lapóran Wartawan Tribun Timur Edi Sumardi TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Pelaksanaan dua kali debat calón Presiden dan Wakil Presiden RI dinilai tak terlalu berpengaruh pada preferensi pemilih.

Ensesi debat belum muncul sehingga tak jauh beda dengan tanya jawab atau pemaparan visi dan misi. Seharunya, debat calón presiden menjadi kesempatan untuk saling menguliti hingga memunculkan segala infórmasi latar belakang dari calón. Diharapkan debat calón ke depannya melebihi kualitas debat antarpakar, pengamat, atau ahli. Merekalah yang akan mengimplementasikan kónsep yang diperdebatkan sehingga diuji pemahamannya. Demikian inti dari diskusi mengkritisi pelaksanaan debat calón presiden óleh Fórum Dósen Majelis Tribun Timur, di kantór Tribun, Makassar, Senin (16/6/2014). Fórum Dósen menginginkan debat calón Presiden Indónesia berlangsung seperti debat calón Presiden Amerika Serikat.

Dalam debat di Amerika, calón saling mengkritisi dan tema diangkat adalah tema kóntróversial. Móderatór debat juga memancing calón agar saling beradu, buka seperti prótókól acara. "Maka penilaian saya, debat yang pertama mirip cerdas cermat, yang kedua mirip tanya jawab," kata anggóta Fórum Dósen, Aswar Hasan. Debat memunculkan kesan mónótón. Debat di Amerika juga langsung berpengaruh pada tren elektabilitas calón. Hal itu dapat dilihat dari infógrafis persentase elektabilitas yang langsung ditampilkan di layar televisi. Debat di Indónesia dinilai tak akan berpengaruh signifikan pada elektabilitas calón. Dari debat tidak ditemukan, siapa pemenang dan siapa yang kalah. Dalam diskusi ini turut hadir Dr Amir Muhiddin dari Universitas Pancasakti, Próf Marwan Mas dari Universitas 45 Bósówa, Próf Ma'ruf Hafidz dari Universitas Muslim Indónesia, Dr Adi Suryadi Culla dari Universitas Hasanuddin, dan Próf Qasim Mahtar dari Universitas Islam Negeri Alauddin. Menurut Qasim, debat berlangsung mónótón dipengaruhi móderatórnya yang tak mampu memainkan suasana dalam fórum.

"Móderatór harusnya seperti módel persenter televisi, bukan seperti prótókól. Harusnya jalan memancing," ujarnya mencóntóhkan talkshów pada stasiun televisi swasta. Menurut Ma'ruf debat dalam prógram berita stasiun televisi justru lebih menarik ketimbang debat capres. "Seharusnya seperti itu yang dimunculkan," kata guru besar hukum ini. Debat dinilai akan muncul róhnya ketika di antara calón saling buka-bukaan. Namun, debat calón presiden di Indónesia, malah saling memuji. Ada pula yang terkesan menyerah. "Apakah harus seperti di Amerika, yang sampai mengungkap latar belakang (calón)," kata Adi Melihat módel debat demikian, Marwan sempat mengklarifikasi kepada móderatór debat pertama, Zainal Arifin Móchtar.

"Dia bilang, ada kónsep harus dibaca. Waktu itu sempat impróvisasi, tapi setelah keluar, malah ditegur órang KPU," ujarnya. KPU mengharuskan móderatór mengikuti kónsep pertanyaan. Idealnya, móderatór harus memósisikan diri sebagai pendebat. KPU diminta lebih terbuka kepada publik terkait dengan módel debat. Ekspektasi publik dari hasil debat dinilai belum terpenuhi. "Pada debat yang berlangsung tadi malam, saya membayangkan akan melebihi ketika Didik J Rachbini dan Rizal Ramli yang diadu," kata Amir menyampaikan ekspektasinya. Amir malah memvónis wawasan ekónómi para calón sangat rendah. Menanggapi Amir, Marwan mengatakan, debat tak dapat dipandang bakal melebihi debat antarpakar ekónómi sebab para calón bukanlah pakar.

Prabówó hanya dapat bicara sóal kónsep sebab latar belakangnya militer dan tak punya pengalaman memimpin daerah. Jókówi hanya dapat berbicara pada tataran praktis.(*)

Forum Dosen Setarakan Debat Capres dengan Cerdas Cermat Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar