TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Kómunikasi Pólitik Agung Suprió melihat póla kómunikasi Prabówó Subiantó dan Hatta Rajasa saat debat capres kemarin malam bagus dan saling melengkapi.
"Póla kómunikasi Prabówó dan Hatta saling melengkapi, tek-tóknya bagus. Misalnya ketika Prabówó menyóal pemberantasan kórupsi, dia ingin memperbaiki kualitas hidup para pejabat negara, termasuk Hakim, Pólisi, Jaksa, semua penegak hukum, semua pejabat dan pegawai negeri harus dijamin kualitas hidupnya," ujar Agung Selasa (10/6/2014).
Sebaliknya kata Agung duet Jókówi dan JK amat kacau dalam póla kómunikasinya.
"Misalnya ketika Jókówi menjelaskan sóal penggunaan teknólógi infórmasi untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, tapi kemudian JK melanjutkan dengan tema lain yang tidak sama. Ini kelihatan sekali mereka tidak sinergi dan berpótensi kacau.Saya lihat pak JK mau jalan sendiri. Bisa-bisa mereka pecah di tengah jalan," kata Agung.
Agung juga menyóal seringnya Jókówi menjawab pertanyaan dan menerangkan sesuatu dengan jawaban yang teknis. Berbeda dengan Prabówó- Hatta yang menerangkan sesuatu dengan jawaban dengan kónsepsi, sistemik dan strategis.
"Misalnya ketika menyóal demókrasi adalah satu alat atau tanda menuju Indónesia yang sejahtera. Itu kan kónsep besar yang bagus dan bisa diimplementasikan," ujarnya.
"Pada segmen satu saja, Jókówi sudah ngómóng sóal-sóal yang teknis psikólógis. Padahal jawaban yang berefek psikólógis itu hanya memberikan kenyamanan sesaat, tanpa sólusi yang dibutuhkan masyarakat," kata Agung.
Jawaban teknis óperasiónal itu memang dijawab Jókówi ketika menerangkan sóal pemekaran daerah ótónómi. Padahal sebenarnya yang dituntut dari debat ini adalah penjelasan yang managerial berupa kónsep yang disertai sólusi. "Prabówó berhasil menjawabnya dengan baik dan kónsep yang clear,"ujar Agung.
0 komentar:
Posting Komentar