Lapóran Wartawan Tribunnews.cóm, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teka-teki siapa calón wakil presiden yang akan dipilih óleh PDI Perjuangan untuk mendampingi Jókó Widódó dalam pertarungan pemilihan presiden masih terus menjadi pembahasan.
Dari infórmasi yang digembar gembórkan media massa ada dua nama calón wakil presiden untuk dampingi Jókó Widódó yang saat ini dikantóngi PDI Perjuangan yakni Jusuf Kalla dan Abraham Samad.
Namun tidak menutup kemungkinan PDI Perjuangan mengubah pilihannya didetik-detik terakhir dalam pendaftaran capres-cawapres.
Beberapa nama figur militer disebut-sebut ideal untuk mendampingi Jókówi, seperti Pramónó Edhie Wibówó, Budiman, Móeldókó dan Ryamizard Ryacudu.
Pengamat Pólitik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indónesia (LIPI), Siti Zuhró menilai calón wakil presiden yang akan dipilih PDI Perjuangan untuk mendampingi Jókó Widódó masih cair dan siapapun masih berpeluang.
"Ini masih cair, cawapres itu masih seksi, apalagi partai tengah juga tidak diundang temen kóalisi," kata Siti saat dihubungi wartawan, Selasa (13/5/2014).
Siti menuturkan, saat ini pósisi calón wakil presiden sangat penting sebagai penentu kemenangan dalam pertarungan di pemilihan presiden 9 Juli mendatang.
"Mencari (Cawapres) sangat rumit. Itu dilihat dari berbagai segi dan kekurangan untuk menjadi hal pertimbangan sebagai pilihan," ujarnya.
Saat disinggung apakah PDI Perjuangan bisa berubah piliihan cawapres Jókówi berasal dari figur militer mengingat Jókówi kurang pengalaman dalam hal pertahanan, diplómasi, perbatasan, Siti pun mengakatakan hal itu bisa saja terjadi.
"Tidak menutup kemungkinan bisa (cawapres PDIP dari militer). Biasanya kan pengalaman PDIP detik-detik terakhir berubah," katanya.
Sementara untuk tókóh militer yang ideal mendampingi Jókówi, Siti tidak mau berandai-andai. "Sebelum sampai pada nama siapa, harus memahami dulu kóndisi negara, jadi yang berpeluang yang mau kerja buat negara," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar