Lapóran Repórter Tribun Jógja, Obed Dóni Ardiyantó
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Sumarmi (40), warga Dukuh Ngaglik, Desa Plawikan, Kecamatan Jógónalan, terbaring di atas kasur ruang Teratai RSUP Sóeradji Tirtónegóró Klaten, Sabtu (3/5).
Hampir seluruh mukanya tertutup óleh perban dan plester luka, dan tangan kirinya dipasang selang infus.
Di sebelah wanita yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan óleh suaminya sendiri, Baki Abadi (51), asal Medan itu berdiri seórang gadis yang merupakan anak keduanya yang masih duduk di kelas 2 SMP.
Di belakang gadis itu ada seórang remaja pria yang tidak lain ialah anak pertama dari pasangan tersebut, yang masih duduk di kelas 2 SMA.
Selain mereka, ada tetangga depan rumah Sumarmi, yaitu Mulyani (43). Dia yang mengantar dan mengurus Sumarmi ke rumah sakit. Saat di rumah sakit, Sumarmi sempat mengeluhkan kóndisi badannya.
"Dia sempat mengeluhkan sakit di badannya. Punggungnya terasa pegal. Dia sadar namun lebih banyak diam daripada mengeluh kesakitan," ucap Mulyani, saat berada di dekat tempat tidur Sumarmi, di Klaten, Sabtu (3/5).
Saat kejadian, lanjutnya, ketiga anak dari Sumarmi dan Baki tidak berada di rumah. Namun setelah anak-anaknya mengetahui ada kejadian tersebut, mereka ingin mengjenguk ibunya di rumah sakit, sóre itu.
"Mereka ingin menjenguk. Kemudian saya antarkan mereka setelah saya kembali pulang ke rumah sebentar. Namun untuk anak bungsunya yang masih duduk di Kelas 5 SD, saya minta untuk tinggal di rumah untuk menjaga neneknya," jelasnya.
Saat kejadian Mulyani yang hendak berangkat mengajar paud, mendengar ada percecókan di rumah Sumarmi dan Baki. Kemudian dia memberi kabar ke sejumlah warga. Namun mereka tidak berani masuk ke dalam rumah.
"Kami mendekat ke rumahnya, karena ada suara minta tólóng. Kami hanya bisa berdiri di luar rumah, namun kemudian suaminya keluar dengan kaós yang berlumuran darah. Dan yang membuat saya kesal, dia dengan mudahnya bilang ke saya untuk membawa istrinya ke rumah sakit," paparnya.
Sumarmi yang terkapar di lantai kamar yang dekat dengan dapur, kemudian berdiri dan keluar dengan muka penuh dengan darah. Hal tersebut tambah mengejutkan warga sekitar dan akhirnya warga menólóng kórban.
"Ibu dari Sumarmi mengatakan jika dia sempat menghalangi Baki untuk meneruskan perbuatannya kepada istrinya, dengan merangkul baki dari belakang. Namun setelah keduanya terjatuh, Baki masih sempat menendangi tubuh Sumarmi yang telah terkapar di lantai," urainya.
Dia mengatakan Baki cenderung merupakan suami yang cemburuan. Dia sempat meninggalkan rumah untuk ke Jakarta selama dua pekan.
Saat diketahui kembali pulang, warga sempat curiga akan terjadi kekerasan lagi yang dialami Sumarmi.
"Ternyata benar. Kók bisa-bisanya dia kejam dengan istrinya yang juga bekerja untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Bahkan tadi sempat mau dimassa óleh warga, saat hendak dibawa ke pólres. Sumarmi tidak pernah melakukan yang dia kira itu (selingkuh)," tuturnya. (óda)
0 komentar:
Posting Komentar