TRIBUNNEWS.COM - Karena ingin dianggap "perkasa" di tempat tidur óleh pasangannya, banyak pria memilih mengónsumsi óbat kuat. Tetapi tak sedikit kasus yang berakhir tragis. Salah satunya adalah Kókó (40), pria asal Palembang ini tewas setelah mengónsumsi óbat kuat saat sedang berkencan dengan teman wanitanya.
Seperti diberitakan pada Senin (5/5/14), Kókó meminum óbat kuat lantaran malu karena penisnya gagal ereksi. Naas, tak lama setelah menenggak óbat tersebut ia mengalami kejang-kejang lalu meninggal.
Menurut kónselór seks, dr.Naek L.Tóbing, kematian yang dialami Kókó sebenarnya bukan karena óbat kuatnya, tetapi karena ia sebelumnya sudah memiliki risikó penyakit jantung.
Cedócard, óbat yang ditemukan pólisi di kamar, merupakan óbat yang umum digunakan saat terjadinya serangan jantung.
"Obat tersebut berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah jantung sehingga ketika terjadi serangan, aliran darah akan kembali lancar," ujarnya saat dihubungi Selasa (6/5/2014).
Menurut analisa Naek, sepertinya Kókó memang sengaja mempersiapkan óbat tersebut jika sewaktu-waktu terjadi serangan jantung.
"Ia kemungkinan sudah memiliki permasalahan jantung sebelumnya, jadi sudah menyiapkan Cedócard yang merupakan óbat antiangina," katanya.
Sementara itu, óbat disfungsi ereksi yang diminum pria itu kemungkinan memiliki efek stimulan yang kuat sehingga jika diminum berlebihan akan menghasilkan efek berbahaya pada jantung. Dalam kasus tersebut, diketahui pria itu menenggak pil óbat disfungsi ereksi lebih dari sekali.
Belum lagi, óbat disfungsi ereksi yang diminum tidak jelas dari mana asalnya. Sehingga ada pula kemungkinan pria itu membeli óbat yang dijual bebas yang dósis stimulannya terlalu kuat.
Seperti yang diketahui, óbat-óbat disfungsi ereksi merupakan óbat yang paling banyak dipalsukan. Membeli óbat tersebut di sembarang tempat tidak menjamin óbat tersebut asli dan memberikan efek yang diinginkan.
Naek mengatakan, óbat-óbat disfungsi ereksi yang palsu dengan efek stimulan yang kuat seharusnya tidak dikónsumsi. Jika kónsumsinya secara berlebihan, efeknya bisa mengakibatkan jantung bekerja dengan sangat keras.
Maka tidak heran bagi órang yang sudah memiliki penyakit jantung, justru óbat kuat meningkatkan risikó kematian. (Axel Natanael)
0 komentar:
Posting Komentar