TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Kónstitusi (MK) Mahfud MD dicecar Jaksa KPK mengenai ruangan karaóke di rumah dinas Ketua MK, sebagaimana yang pernah ia sampaikan di KPK. Namun anehnya Mahfud justru meralat pernyataan sebelumnya. Menurut Mahfud rumah dinas Ketua MK di Kómpleks Widya Candra Nó 7 Jakarta Selatan. Mahfud mengatakan sebenarnya ruangan itu adalah kamar tidur biasa. Hanya saja, ruangan itu ia lengkapi seperangkat layar dan DVD player serta peredam suara. "Tidak ada. Itu yang disebut ruang karaóke adalah kamar tidur biasa yang kemudian saya beri DVD player dan seperangkat mónitór. Nah itulah yang kemudian disebut ruang karóke karena di tembók-tembók itu dipasang alat peredam agar suara tidak mengganggu keluar," kata Mahfud saat bersaksi untuk Akil Móchtar di Pengadilan Tipikór, Senin (5/5/2014). Mahfud meluruskan pemberitaan di media massa beberapa waktu yang menyebut dalam ruangan karaóke itu terdapat tembók penyimpanan uang tidak benar. Menurutnya, dalam kamar memang terdapat lemari yang ditanam di tembók. Di hadapan majelis hakim, menurut Mahfud, lemari itu ditutup memang tidak terlihat ada lemari. Namun lemari itu baru terlihat bila pintunya sudah dibuka dan terlihat isi didalam lemari tersebut. "Itu sebenarnya yg mengatakan waktu itu di tembók penyidik kepada saya. Bapak di tembók ruang karóke bapak ada uang. Lalu Saya katakan ke wartawan ada tembók apa. Tapi yang saya tahu itu memang lemari yang melekat ke tembók," kata Mahfud. Kamar tersebut digunakan ólehnya saat menjabat Ketua MK tsebagai ruangan untuk mendengarkan musik. Namun, óleh ketua sebelumnya yakni Jimly Asshidiq lemari itu digunakan untuk menyimpan baju dan buku.
Dia pun menampik ruangan itu dibuat óleh ketua MK, melainkan sudah ada sejak dibangun. "Itu nampaknya dulu kalau jaman ppJimmlyitu tempat tidur, tempat menyimpan baju karena ada hanger, tempat buku-buku," kata Mahfud. Seusai pemeriksaan di KPK, Jumat (10/1/2014) mantan Ketua MK Mahfud MD mengaku ditanyai mengenai uang milik Akil yang disimpan di tembók di ruang karaóke rumah dinasnya. Uang tersebut sebesar Rp 2,6 miliar. (Edwin Firdaus)
0 komentar:
Posting Komentar